Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Suara Pembaca Era Muslim, Selasa 20 Januari 2009
Gemuruh demonstrasi terus semarak di setiap sudut di negeri ini. Demonstrasi yang bukan sebatas lokal-nasional, namun berskala global. Sebuah demonstrasi untuk menyuarakan adanya penindasan di wilayah Jalur Gaza yang sejatinya juga penindasan di tanah Palestina. Demonstrasi untuk menentang kezaliman sebuah entitas yang mendirikan negara di atas tangis pilu dan kematian beratus-ratus nyawa. Di negeri jauh itu telah nyata adanya penjajahan. Di negeri ini, demonstrasi ingin membebaskan negeri jauh itu untuk akhirnya menggenggam kemerdekaan.
Demonstrasi di negeri ini adalah kesatuan dari jiwa seluruh penghuni bumi. Hampir mayoritas di negeri manapun, demonstrasi menggelegar dan bersuara: Palestina merdeka sesaat lagi. Jika kini pesawat tempur dan tank Israel membombardir wilayah Jalur Gaza, itu hanyalah detik-detik kekalahan negeri Zionis yang telah menindas rakyat Palestina bertahun-tahun. Israel pastilah akan remuk redam di tengah keberadaban zaman. Jika mau dikata, perilaku Israel adalah perilaku primitif yang memalukan dalam panggung sejarah. Negeri yang membanggakan kekuatan senjata militer untuk dipertontonkan di tanah Palestina itu sepertinya perlu belajar menghargai manusia lainnya.
Kini tak ada lagi yang tersembunyi. Yang benar telah tampak di permukaan, yang salah akan tenggelam. Dunia bukanlah hegemoni satu negara, tapi sebuah tatanan yang berkeadilan untuk menjamin hidup setiap bangsa. Ketika kemerdekaan Palestina dinantikan, sejatinya tak perlu memakan waktu lama. Keadilan dan kebenaran harus berani tampil di muka berhadapan dengan kezaliman dalam beragam bentuk entitasnya. Berani melawan Israel dan juga AS jika memang kedua negara itu memperlihatkan kezaliman. Palestina tentu saja berhak merdeka dan alangkah naifnya jika kita tak selekas mungkin mewujudkannya.
Namun, tak ada lagi harapan ketika fakta sejarah justru menampakkan ketidakberdayaan. Kini kita memang menentang penindasan Israel atas Palestina, tapi esok hari telah lupa dari ingatan. Ketika Israel melakukan penyerangan lagi di tanah Palestina, kita pun disadarkan kembali. Sungguh penderitaan rakyat Palestina adalah penderitaan yang panjang, tapi dunia masih mendiamkan ketidakmerdekaan Palestina bertahun-tahun lamanya. Apakah tragedi di Jalur Gaza akan terlupa? Di negeri jauh itu ada penjajahan dan penindasan bertahun-tahun lamanya. Dunia tentu saja tak layak membiarkannya. Saatnya menjemput takdir kemerdekaan tanah yang ditaklukkan Zionis Israel: Palestina!
HENDRA SUGIANTORO
Pekerja media di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
http://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/palestina-merdeka.htm
Dimuat di Suara Pembaca Era Muslim, Selasa 20 Januari 2009
Gemuruh demonstrasi terus semarak di setiap sudut di negeri ini. Demonstrasi yang bukan sebatas lokal-nasional, namun berskala global. Sebuah demonstrasi untuk menyuarakan adanya penindasan di wilayah Jalur Gaza yang sejatinya juga penindasan di tanah Palestina. Demonstrasi untuk menentang kezaliman sebuah entitas yang mendirikan negara di atas tangis pilu dan kematian beratus-ratus nyawa. Di negeri jauh itu telah nyata adanya penjajahan. Di negeri ini, demonstrasi ingin membebaskan negeri jauh itu untuk akhirnya menggenggam kemerdekaan.
Demonstrasi di negeri ini adalah kesatuan dari jiwa seluruh penghuni bumi. Hampir mayoritas di negeri manapun, demonstrasi menggelegar dan bersuara: Palestina merdeka sesaat lagi. Jika kini pesawat tempur dan tank Israel membombardir wilayah Jalur Gaza, itu hanyalah detik-detik kekalahan negeri Zionis yang telah menindas rakyat Palestina bertahun-tahun. Israel pastilah akan remuk redam di tengah keberadaban zaman. Jika mau dikata, perilaku Israel adalah perilaku primitif yang memalukan dalam panggung sejarah. Negeri yang membanggakan kekuatan senjata militer untuk dipertontonkan di tanah Palestina itu sepertinya perlu belajar menghargai manusia lainnya.
Kini tak ada lagi yang tersembunyi. Yang benar telah tampak di permukaan, yang salah akan tenggelam. Dunia bukanlah hegemoni satu negara, tapi sebuah tatanan yang berkeadilan untuk menjamin hidup setiap bangsa. Ketika kemerdekaan Palestina dinantikan, sejatinya tak perlu memakan waktu lama. Keadilan dan kebenaran harus berani tampil di muka berhadapan dengan kezaliman dalam beragam bentuk entitasnya. Berani melawan Israel dan juga AS jika memang kedua negara itu memperlihatkan kezaliman. Palestina tentu saja berhak merdeka dan alangkah naifnya jika kita tak selekas mungkin mewujudkannya.
Namun, tak ada lagi harapan ketika fakta sejarah justru menampakkan ketidakberdayaan. Kini kita memang menentang penindasan Israel atas Palestina, tapi esok hari telah lupa dari ingatan. Ketika Israel melakukan penyerangan lagi di tanah Palestina, kita pun disadarkan kembali. Sungguh penderitaan rakyat Palestina adalah penderitaan yang panjang, tapi dunia masih mendiamkan ketidakmerdekaan Palestina bertahun-tahun lamanya. Apakah tragedi di Jalur Gaza akan terlupa? Di negeri jauh itu ada penjajahan dan penindasan bertahun-tahun lamanya. Dunia tentu saja tak layak membiarkannya. Saatnya menjemput takdir kemerdekaan tanah yang ditaklukkan Zionis Israel: Palestina!
HENDRA SUGIANTORO
Pekerja media di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
http://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/palestina-merdeka.htm