Yogyakarta Luncurkan Minimagz Garnish


Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Harjo Forum, Harian Jogja, Sabtu, 24 Juli 2010

Ketika masa depan ditentukan oleh sebuah pengumuman yang mengharuskanku mengambil keputusan meninggalkan kampung halaman, tak ada lagi pilihan untuk mundur. Di sinilah semuanya berawal. Langkah pertama yang kuambil ketika kaki pertama kali menginjak tanah yang baru, itulah awal mula mimpiku. Kini aku harus siap memulai dunia baru, di daerah baru, dengan orang-orang baru, dan tentu dengan semangat baru yang menggebu. Semangat baru untuk menuntut ilmu.

Kalimat-kalimat di atas merupakan penggalan dari tulisan yang dianggit Mukhti Nuryani dalam Minimagz Garnish. Majalah kecil ini diterbitkan oleh Divisi Media Informasi Unit Kerohanian Islam (UKI) Jama’ah Shohwatul Islam (JAHSTIS) STMIK Amikom Yogyakarta. Mungkin kita akan bertanya maksud dari penggalan kalimat di atas. Untuk mencari jawab, awalnya kita hanya bisa menafsirkan semata. Tafsiran itu bisa benar dan bisa juga keliru sebelum membaca tulisan utuhnya.
Dengan menggunakan “aku”, Mukhti Nuryani seolah-olah menceritakan pengalaman pribadinya. Namun, “aku” yang dimaksud dalam tulisan itu adalah “aku yang banyak”. Minimagz Garnish terbitan kali pertama ini beredar dalam rangka penyambutan mahasiswa baru STMIK Amikom Yogyakarta 2010/2011. “Aku yang banyak” adalah mahasiswa yang jumlahnya ribuan. Dalam rubrik Cover Story, Mukhti Nuryani mencoba mewakili jiwa, perasaan, semangat, dan harapan mahasiswa baru lewat tulisannya yang diberi judul “Kutinggalkan Kampung Halaman dan Kumulai Petualangan”.

Selain tulisan di atas, Minimagz Garnish yang berjumlah 28 halaman ini juga menampilkan tulisan lainnya dalam beragam rubrik. Dalam rubrik Profil, kisah perjalanan Salman al-Farisi memeluk Islam coba diceritakan Argi Pratiwi.

Minimagz Garnish edisi Juli-Agustus 2010 ini menarik dibaca. Setiap rubrik berisi tulisan yang ringan, tapi penuh makna. Dalam rubrik Muslim Corner, Erlinda Rakhmawati menampilkan tulisan yang diberi judul “Merantau: Titik Awal Perubahan”. Tulisan ini mengajak pembaca, terutama mahasiswa yang berasal dari luar Yogyakarta, memahami makna dari merantau.

Selain tulisan-tulisan di atas, masih banyak tulisan-tulisan lainnya yang ditampilkan dalam Minimagz Garnish. Masyarakat kampus, terutama sivitas STMIK Amikom Yogyakarta, tentu menantikan terbitnya edisi selanjutnya.

Hendra Sugiantoro