Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Perada Koran Jakarta, Selasa 9 November 2010
Judul Buku: Bencana-bencana Terdahsyat Sepanjang Sejarah Penulis: Yunisa Priyono&Fajar Shodiq Kurniawan Penerbit: Wahana Totalita Publisher, Yogyakarta Cetakan: I, 2010 Tebal: 144 halaman Harga : Rp 27.000
Dampak gempa bumi dan tsunami di Mentawai masih meninggalkan kepiluan. Letusan Gunung Merapi di Pulau Jawa belum berakhir. Beberapa gunung api di negeri ini juga menampakkan geliatnya. Indonesia, harus diakui, tak pernah lepas dari rentetan bencana. Melihat sejarah, bencana bukan berarti hanya milik negeri ini, tapi juga hadir di belahan Bumi mana pun. Buku ini memaparkan beragam bencana di muka Bumi yang dinilai terdahsyat.
Jika Indonesia seolah-olah tak sepi dari gempa bumi, kejadian alam ini juga terjadi di berbagai negara. Tsunami di Aceh pada 2004 memang terbilang terdahsyat. Bencana ini didahului dengan gempa bumi berskala 9,3 SR yang berpusat di Samudera Hindia, tepatnya sekitar 160 km sebelah barat Aceh, di kedalaman 10 km. Gempa bumi dan tsunami ini juga menerpa beberapa negara dan sekitar 230 ribu jiwa meninggal dunia. Gempa bumi dan tsunami pernah pula menjadi bencana nasional di Indonesia pada tahun 1992. Ketika itu gempa berskala 6,8 SR mengguncang Flores dan menimbulkan tsunami setinggi 36 meter. Ada sekitar 2.100 jiwa meninggal dunia, 500 orang hilang, dan ribuan bangunan luluh lantak. Di dunia ini, begitu banyak gempa bumi terjadi. Sebut saja gempa bumi 8,3 SR di China pada awal 1556 semasa pemerintahan Kaisar Jiajing sehingga kerap disebut Gempa Besar Jiajing. Akibatnya, sekitar 830.000 jiwa meregang nyawa. Pada tahun 526 SM, gempa bumi pernah terjadi di Antioka, Suriah, dengan kekuatan 7 SR dan menewaskan 250.000 jiwa.
Di Amerika Serikat, badai mematikan sering kali terjadi, sebut saja badai Katrina dan badai Ike. Badai Ike yang terjadi pada tahun 2008, misalnya, menelan korban 10 juta jiwa dan meluluhlantakkan seluruh sendi kehidupan.
Letusan gunung berapi di dunia yang terhitung dahsyat tercatat pernah terjadi di Indonesia. Sebut saja meletusnya Gunung Tambora dan Gunung Krakatau. Gunung Tambora di Kabupaten Dompu, NTB, meletus pada tahun 1815 dan memakan banyak korban jiwa. Tiga kerajaan ikut musnah, yakni Pekat, Sanggar, dan Tambora. Adapun Gunung Krakatau meletus pada Agustus 1883 setelah 200 tahun tertidur. Orang yang meninggal dunia diperkirakan sekitar 36.417 jiwa. Tak hanya menyemburkan debu vulkanik dengan tinggi mencapai 80 km, tapi juga gempa vulkanik yang menimbulkan gelombang tsunami setinggi sekitar 40 meter.
Dalam sejarah dunia, terjadinya gunung meletus dengan dampak besar sering kali terjadi. Pada tahun 79 M, Gunung Vesuvius pernah meletus dan mengubur peradaban Pompeii. Gunung Vesuvius terletak di kawasan Campagnia, dekat Teluk Napoli. Letaknya tak jauh dari kota industri dan perdagangan, Pompeii, yang saat itu berpenduduk sekitar 20 ribu jiwa. Akibat debu letusan Gunung Vesuvius, Kota Pompeii hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali secara tak sengaja.
Hendra Sugiantoro, penulis lepas, tinggal di Yogyakarta
Dampak gempa bumi dan tsunami di Mentawai masih meninggalkan kepiluan. Letusan Gunung Merapi di Pulau Jawa belum berakhir. Beberapa gunung api di negeri ini juga menampakkan geliatnya. Indonesia, harus diakui, tak pernah lepas dari rentetan bencana. Melihat sejarah, bencana bukan berarti hanya milik negeri ini, tapi juga hadir di belahan Bumi mana pun. Buku ini memaparkan beragam bencana di muka Bumi yang dinilai terdahsyat.
Jika Indonesia seolah-olah tak sepi dari gempa bumi, kejadian alam ini juga terjadi di berbagai negara. Tsunami di Aceh pada 2004 memang terbilang terdahsyat. Bencana ini didahului dengan gempa bumi berskala 9,3 SR yang berpusat di Samudera Hindia, tepatnya sekitar 160 km sebelah barat Aceh, di kedalaman 10 km. Gempa bumi dan tsunami ini juga menerpa beberapa negara dan sekitar 230 ribu jiwa meninggal dunia. Gempa bumi dan tsunami pernah pula menjadi bencana nasional di Indonesia pada tahun 1992. Ketika itu gempa berskala 6,8 SR mengguncang Flores dan menimbulkan tsunami setinggi 36 meter. Ada sekitar 2.100 jiwa meninggal dunia, 500 orang hilang, dan ribuan bangunan luluh lantak. Di dunia ini, begitu banyak gempa bumi terjadi. Sebut saja gempa bumi 8,3 SR di China pada awal 1556 semasa pemerintahan Kaisar Jiajing sehingga kerap disebut Gempa Besar Jiajing. Akibatnya, sekitar 830.000 jiwa meregang nyawa. Pada tahun 526 SM, gempa bumi pernah terjadi di Antioka, Suriah, dengan kekuatan 7 SR dan menewaskan 250.000 jiwa.
Di Amerika Serikat, badai mematikan sering kali terjadi, sebut saja badai Katrina dan badai Ike. Badai Ike yang terjadi pada tahun 2008, misalnya, menelan korban 10 juta jiwa dan meluluhlantakkan seluruh sendi kehidupan.
Letusan gunung berapi di dunia yang terhitung dahsyat tercatat pernah terjadi di Indonesia. Sebut saja meletusnya Gunung Tambora dan Gunung Krakatau. Gunung Tambora di Kabupaten Dompu, NTB, meletus pada tahun 1815 dan memakan banyak korban jiwa. Tiga kerajaan ikut musnah, yakni Pekat, Sanggar, dan Tambora. Adapun Gunung Krakatau meletus pada Agustus 1883 setelah 200 tahun tertidur. Orang yang meninggal dunia diperkirakan sekitar 36.417 jiwa. Tak hanya menyemburkan debu vulkanik dengan tinggi mencapai 80 km, tapi juga gempa vulkanik yang menimbulkan gelombang tsunami setinggi sekitar 40 meter.
Dalam sejarah dunia, terjadinya gunung meletus dengan dampak besar sering kali terjadi. Pada tahun 79 M, Gunung Vesuvius pernah meletus dan mengubur peradaban Pompeii. Gunung Vesuvius terletak di kawasan Campagnia, dekat Teluk Napoli. Letaknya tak jauh dari kota industri dan perdagangan, Pompeii, yang saat itu berpenduduk sekitar 20 ribu jiwa. Akibat debu letusan Gunung Vesuvius, Kota Pompeii hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali secara tak sengaja.
Hendra Sugiantoro, penulis lepas, tinggal di Yogyakarta
http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=67310