Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Surat Pembaca Lampung Post, Senin 4 Oktober 2010
BAGI kebanyakan kita, nama Aristoteles mungkin tak asing lagi. Pemikiran pria yang dilahirkan di Kota Stagira, Makedonia, pada 384 SM ini seolah-olah tak henti dijadikan referensi. Di bangku pendidikan, Aristoteles menjadi salah satu tokoh yang kerap disebut berulang-ulang, terutama dalam kajian mengenai filsafat.
Selain sebagai filsuf, Aristoteles juga diakui sebagai seorang ilmuwan. Aristoteles meninggal dunia sekitar tahun 322 M. Mengenai riwayat Aristoteles, banyak literatur yang bisa dibaca. Dalam buku 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah karya Michael H. Hart, Aristoteles ditempatkan pada urutan ke-13 (Jakarta: Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika), cetakan I 2009).
Buku ini diterjemahkan dari buku berjudul 100 A Ranking of The Most Influential Persons in History (Revised and Update), yang diterbitkan Citadel Press, Kensington Publishing Corp, tahun 1992. Adapun urutan pertama adalah Nabi Muhammad saw.
Michael H. Hart lewat buku tersebut menyebutkan bahwa Aristoteles memiliki karya tulis menakjubkan. Michael H. Hart menuliskan, “Tercatat 47 karyanya berhasil diselamatkan, dan daftar tempo dulu mengenai karyanya mencantumkan tidak kurang dari 170 judul. Tapi, bukan sekadar jumlahnya saja, melainkan juga luasnya bidang pengetahuan yang digelutinya yang amat mengagumkan. Karya-karya tulis ilmiahnya nyaris seperti sebuah ensiklopedia pengetahuan ilmiah di zamannya.
Aristoteles menulis soal astronomi, ilmu hewan, embriologi, ilmu bumi, ilmu batuan, fisika, anatomi, fisiologi, dan hampir semua bidang pengetahuan yang dikenal orang Yunani Kuno. Sebagian karya-karya ilmiahnya merupakan kompilasi pengetahuan yang sebelumnya diperoleh ilmuwan lain, sebagian merupakan hasil temuan para asisten yang dipekerjakannya, dan sebagian lagi merupakan hasil dari sekian banyak pengamatan yang dilakukannya.”
Laku menulis Aristoteles bisa dikatakan luar biasa. Michael H. Hart dalam bukunya juga menuturkan, "Aristoteles menulis soal etika dan metafisika, soal psikologi dan ekonomi, soal teologi dan politik, serta soal retorika dan estetika. Dia menulis tentang pendidikan, syair, adat-istiadat bangsa-bangsa kurang beradab, dan konstitusi Athena. Salah satu proyek risetnya adalah pengumpulan konstitusi sejumlah besar negara, yang kemudian diujinya dengan studi perbandingan."
Pengaruh Aristoteles, kata Michael H. Hart, terhadap pemikiran Barat begitu besar. Karya-karya Aristoteles diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa selama zaman kuno dan pertengahan, seperti bahasa Latin, Arab, Italia, Ibrani, Prancis, Jerman, dan Inggris. Dengan karya-karyanya, Aristoteles memang tak sekadar berpengaruh di lingkup Yunani. Michael H. Hart mengatakan karya-karya Aristoteles memiliki pengaruh besar pada falsafah Islam dan selama berabad-abad tulisannya mendominasi pemikiran Eropa.
Dari pendapat dan pemikiran Aristoteles bukan berarti tak lepas dari ketidaksempurnaan. Aristoteles tetaplah manusia biasa yang pemikirannya juga perlu mendapat kritik. Namun, dari selintas riwayat Aristoteles di atas, kita bisa menggali inspirasi dan pelajaran. Wallahualam.
Hendra Sugiantoro
Aktivis Pena Profetik Yogyakarta
Karangmalang, Yogyakarta 55281
Dimuat di Surat Pembaca Lampung Post, Senin 4 Oktober 2010
BAGI kebanyakan kita, nama Aristoteles mungkin tak asing lagi. Pemikiran pria yang dilahirkan di Kota Stagira, Makedonia, pada 384 SM ini seolah-olah tak henti dijadikan referensi. Di bangku pendidikan, Aristoteles menjadi salah satu tokoh yang kerap disebut berulang-ulang, terutama dalam kajian mengenai filsafat.
Selain sebagai filsuf, Aristoteles juga diakui sebagai seorang ilmuwan. Aristoteles meninggal dunia sekitar tahun 322 M. Mengenai riwayat Aristoteles, banyak literatur yang bisa dibaca. Dalam buku 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah karya Michael H. Hart, Aristoteles ditempatkan pada urutan ke-13 (Jakarta: Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika), cetakan I 2009).
Buku ini diterjemahkan dari buku berjudul 100 A Ranking of The Most Influential Persons in History (Revised and Update), yang diterbitkan Citadel Press, Kensington Publishing Corp, tahun 1992. Adapun urutan pertama adalah Nabi Muhammad saw.
Michael H. Hart lewat buku tersebut menyebutkan bahwa Aristoteles memiliki karya tulis menakjubkan. Michael H. Hart menuliskan, “Tercatat 47 karyanya berhasil diselamatkan, dan daftar tempo dulu mengenai karyanya mencantumkan tidak kurang dari 170 judul. Tapi, bukan sekadar jumlahnya saja, melainkan juga luasnya bidang pengetahuan yang digelutinya yang amat mengagumkan. Karya-karya tulis ilmiahnya nyaris seperti sebuah ensiklopedia pengetahuan ilmiah di zamannya.
Aristoteles menulis soal astronomi, ilmu hewan, embriologi, ilmu bumi, ilmu batuan, fisika, anatomi, fisiologi, dan hampir semua bidang pengetahuan yang dikenal orang Yunani Kuno. Sebagian karya-karya ilmiahnya merupakan kompilasi pengetahuan yang sebelumnya diperoleh ilmuwan lain, sebagian merupakan hasil temuan para asisten yang dipekerjakannya, dan sebagian lagi merupakan hasil dari sekian banyak pengamatan yang dilakukannya.”
Laku menulis Aristoteles bisa dikatakan luar biasa. Michael H. Hart dalam bukunya juga menuturkan, "Aristoteles menulis soal etika dan metafisika, soal psikologi dan ekonomi, soal teologi dan politik, serta soal retorika dan estetika. Dia menulis tentang pendidikan, syair, adat-istiadat bangsa-bangsa kurang beradab, dan konstitusi Athena. Salah satu proyek risetnya adalah pengumpulan konstitusi sejumlah besar negara, yang kemudian diujinya dengan studi perbandingan."
Pengaruh Aristoteles, kata Michael H. Hart, terhadap pemikiran Barat begitu besar. Karya-karya Aristoteles diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa selama zaman kuno dan pertengahan, seperti bahasa Latin, Arab, Italia, Ibrani, Prancis, Jerman, dan Inggris. Dengan karya-karyanya, Aristoteles memang tak sekadar berpengaruh di lingkup Yunani. Michael H. Hart mengatakan karya-karya Aristoteles memiliki pengaruh besar pada falsafah Islam dan selama berabad-abad tulisannya mendominasi pemikiran Eropa.
Dari pendapat dan pemikiran Aristoteles bukan berarti tak lepas dari ketidaksempurnaan. Aristoteles tetaplah manusia biasa yang pemikirannya juga perlu mendapat kritik. Namun, dari selintas riwayat Aristoteles di atas, kita bisa menggali inspirasi dan pelajaran. Wallahualam.
Hendra Sugiantoro
Aktivis Pena Profetik Yogyakarta
Karangmalang, Yogyakarta 55281