Demi Pendidikan, Jangan Konsumtif

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Peduli Pendidikan SKH KEDAULATAN RAKYAT, Senin, 9 April 2012

Di zaman kini begitu banyak produk diiklankan dan dipromosikan, sehingga menebarkan pikat. Kita pun kerapkali terperdaya untuk membeli, entah itu produk pakaian, makanan, teknologi, kesehatan, elektronik, dan sebagainya. Yang menggelisahkan, kita seakan-akan berpikir seribu kali apabila uang yang dimiliki digunakan untuk menunjang pendidikan.

Kita cenderung jauh dari kearifan hidup sederhana. Begitu mudahnya kita mengeluarkan rupiah untuk belanja di pusat-pusat perbelanjaan. Belanja memang tak dilarang. Namun, kita kerapkali hanya memenuhi hasrat keinginan, padahal produk-produk yang dibeli tak dibutuhkan. Kita yang kaya maupun miskin tak jauh berbeda. Kita yang sebenarnya tak memiliki penghasilan memadai kerapkali bersikap boros. Selera makan dan pakaian pun kadang pilih-pilih. Padahal, makan apa saja asalkan sehat bukan menjadi soal. Bukan masalah mengenakan pakaian bermerk apapun asalkan bisa menutupi dan melindungi tubuh. Kita suka berganti-berganti produk elektronik ataupun produk teknologi informasi komunikasi, padahal produk yang lama masih bisa digunakan.

Selayaknya kita bertanya, bagaimana dengan urusan pendidikan? Apakah kita berani mengeluarkan uang berlimpah untuk menunjang pendidikan anak-anak kita? Kita dalam sebulan mungkin menghabiskan belanja pakaian ratusan ribu, namun mengaku miskin apabila membayar biaya pendidikan. Kita begitu sulitnya membeli fasilitas penunjang pendidikan, tetapi begitu mudahnya mengeluarkan uang untuk memenuhi keinginan perut.

Jika kita menyadari, sesungguhnya pendidikan adalah pilar penting eksistensi hidup. Pendidikan menentukan masa depan. Banyak dari kita yang miskin, namun kita harus memajukan hidup. Kita harus mengedepankan kesederhanaan dalam hidup ini. Produk yang ada biarlah beredar, tetapi kita hanya membeli sesuai kebutuhan. Tak perlu bersikap boros karena kita tak hidup hanya untuk saat ini. Ada masa depan anak-anak kita yang harus kita perhatikan. Hidup hemat adalah kearifan.

Di masa mendatang, tantangan zaman jelas berbeda dengan masa kini. Kita tak cukup sekadar bisa menyekolahkan anak pada jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Kita juga perlu menunjang ketersediaan buku-buku agar anak-anak kita memiliki ilmu, wawasan, pengetahuan yang memadai. Keterampilan dan kemampuan hidup anak juga perlu diasah untuk menghadapi zamannya. Puluhan tahun mendatang, ada kehidupan masa depan yang akan dihadapi anak-anak kita. Kunci menyiapkan anak-anak kita itu adalah dengan pendidikan. Adapun pendidikan tak mungkin lepas dari biaya. Jer basuki mawa bea. Kita perlu bersiap menderita agar kehidupan anak-anak kita lebih baik di masa mendatang. Wallahu a’lam.
HENDRA SUGIANTORO
Warga masyarakat Yogyakarta
bisnis syariah