PENA KUASA BERKARYA

  • Beranda
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Mendidik Anak Cerdas Finansial

09.59    No comments

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Pustaka SKH KEDAULATAN RAKYAT, Minggu 23 September 2012



Judul Buku: Financial Parenting Penulis: Seto Mulyadi&Lutfi Trizki Penerbit: Noura Books, Jakarta Cetakan: I,  Agustus 2012 Tebal: 184 halaman


Mendidik anak adalah upaya orangtua untuk menyiapkan anaknya mencapai kehidupan yang lebih baik di masa depan. Buku ini layak menjadi referensi bagi orangtua untuk mendidik anak cerdas secara finansial.

Dalam mendidik itu, anak tentu tak sekadar diberi uang untuk mencukupi kebutuhannya. Orangtua juga tak sekadar berkata tidak ada uang apabila anak menginginkan sesuatu untuk dibeli. Memberi uang saku kepada anak adalah wajar. Orangtua boleh saja meminta anaknya berbelanja dan mengembalikan uang kembaliannya. Namun, pengertian tentang makna uang selayaknya diajarkan orangtua sejak dini. Mengajarkan anak tentang uang secara benar bukan sekadar menyuruh anak menabung atau berhemat. Anak juga perlu diajarkan cara yang tepat dalam mengatur keuangannya. 

Hal yang tak boleh dialpakan, penulis buku menekankan kepada orangtua untuk mampu memberikan keteladanan dalam mengelola keuangan. Orangtua yang mampu mengelola keuangannya secara baik akan memberikan contoh positif bagi anak. Bagaimana pun, anak akan bercermin pada orangtuanya. Buku ini pastinya menarik dibaca. Penulis buku berbagi pengetahuan dan wawasan sekaligus metode mendidik anak agar memiliki kecerdasan finansial. Anak yang jujur, disiplin, dan bertanggung jawab dengan uangnya merupakan dambaan setiap orangtua.
 

Read More

Mereka Mengabdi Tanpa "Berteriak-teriak"

09.56    No comments

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Perada KORAN JAKARTA, Jum'at, 21 September 2012


Judul Buku: Hidden Heroes Penulis: Arif Koes dan Tim Kick Andy Penerbit: Bentang, Yogyakarta Tahun: I, Februari 2012 Tebal: x+238 halaman ISBN: 978-602-8811-70-5 Harga: Rp. 49.000,00

Menggugah, inspiratif, dan menggerakkan. Itulah yang akan kita dapatkan dengan menikmati kisah-kisah anak manusia dalam buku ini. Di tengah gelapnya permasalahan di negeri ini, mereka mampu berbuat nyata disertai komitmen dan kesungguhan. Mereka lebih banyak bekerja daripada sekadar bicara. Kiprah mereka menjadi tanda bahwa negeri ini masih ada harapan untuk bercahaya.
Sebut saja yang dilakukan oleh Andi Suhandi. Di tengah harapan penuntasan masalah anak jalanan yang kerapkali tidak menemukan solusi tepat, laki-laki asal Sukabumi itu dengan telaten menjadikan anak-anak jalanan berpendidikan. Sikap mulia, keterampilan, seni, kemandirian, jiwa kepemimpinan, dan hal positif lainnya diajarkan dan ditanamkan. Sanggar Anak Matahari yang terletak di Kampung Pintu Air, Bekasi, menjadi nama tempat anak-anak jalanan itu berkumpul, belajar, berkarya, dan berprestasi. Lambat laun, tidak hanya anak jalanan yang bergelut di sanggar tersebut. Anak yatim, anak dari kalangan kurang mampu, dan anak-anak sekitar kampung juga bergiat di dalamnya. Kini ada sekitar 100-an anak binaan. Melihat sepak terjang Andi Suhandi, pengentasan anak-anak dari jalanan sekaligus menghancurkan lingkaran setan kebodohan dan kemiskinan tampaknya bukan impian belaka (halaman 40-74).
Selain Andi Suhandi, ada kiprah Priskilla Smith Jully (akrab dipanggil Priska) yang juga patut disimak. Sejak kecil Priska telah menyandang tuna netra. Getirnya menjadi manusia yang memiliki kekurangan dirasakan perempuan kelahiran tahun 1978 itu. Sampai akhirnya pada tahun 2005, ia mendedikasikan hidupnya untuk mengayomi dan merawat orang-orang yang terbuang. Priska menamai tempat perawatannya di Semarang sebagai School of Life (SOL). Harapannya, ujar Priska, tempat tersebut dapat menjadi sekolah kehidupan bagi orang-orang tersisih yang ia rawat. Orang-orang yang telah ia rawat terdiri dari berbagai kalangan dengan kondisi memprihatinkan. Ada bayi buangan, ada yang cacat anggota badan maupun mental, ada juga orang stress dan mengidap gangguan jiwa. Baik laki-laki maupun perempuan dari segala umur yang tercampakkan diasuh dan dirawat Priska di sekolah kehidupannya (halaman 78-103).
Menjadikan hidup semakin bermakna juga dilakukan Robin Lim. Menyadari banyaknya kematian ibu dan bayi, perempuan yang lahir di Amerika Serikat pada tahun 1956 itu berbuat nyata dengan mendirikan Yayasan Bumi Sehat di Banjar Nyuh Kuning, Ubud, Bali sejak tahun 2003. Dikatakan Robin, risiko kematian pada saat persalinan atau komplikasi kehamilan perempuan Indonesia 300 kali lebih besar ketimbang perempuan yang tinggal di negara maju. Kematian ibu dan bayi di Indonesia sebagian diakibatkan masalah ekonomi. Tidak sekadar bicara, Robin Lim bersama stafnya sampai kini telah membantu ribuan ibu tidak mampu untuk menjalani proses persalinan sehat tanpa biaya. Lewat Yayasan Bumi Sehat, Robin juga mempromosikan proses kehamilan yang sehat, persalinan yang alami dan nyaman, pemberantasan kemiskinan dan kekurangan gizi, dan pencegahan gizi yang buruk pada ibu dan bayi (halaman 190-212).
 
Di samping tiga tokoh di atas, kita juga bisa menyimak kisah Ferrasta Soebardi alias Pepeng, Paris Sembiring, Johannes Barnabas Ndolu, dan Lies Koesbiono dalam buku ini. Mereka dapat dinilai sebagai para pahlawan sunyi dengan tindakan nyata. Tanpa hingar-bingar, mereka menjadikan hidup lebih bermakna dengan memikirkan orang lain dan masyarakat luas. Kisah mereka memang pernah disiarkan di televisi. Kehadiran buku ini mencoba menceritakan kisah mereka secara lebih menyeluruh, sehingga kita bisa membaca secara detail.       
Buku ini memberikan spirit dan motivasi bagi kita untuk mendayagunakan apapun  potensi diri kita bagi kebaikan publik. Memetik inspirasi dari kisah mereka, saatnya kita bergerak menyalakan cahaya, seberapa pun kemampuan kita, untuk negeri ini. Sesungguhnya Indonesia masih membutuhkan cahaya-cahaya untuk membuat negeri ini bersinar lebih benderang. Begitu.

Read More

Orangtua, Bintang Terang Seorang Anak

09.50    No comments

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Resensi Buku JATENG POS, Minggu, 2 September 2012
 
Judul Buku: Anak Sejuta Bintang Penulis: Akmal Nasery Basral Penerbit: Expose, Jakarta Cetakan: I, Januari 2012 Tebal: 405 halaman
           
Di awal novel ini BJ. Habibie bertutur bahwa kisah masa kecil merupakan hal yang paling mengesankan, apalagi jika mengenai kenangan indah seorang anak terhadap kedua orangtuanya. Di lingkungan keluarga bermulalah proses pembudayaan yang membentuk kepribadian dan karakter anak. Lantas, apa yang dikisahkan dalam novel ini?

Dengan kasih sayang dari orangtuanya, Ical selaku tokoh utama dalam novel ini tumbuh menjadi anak yang berkepribadian. Kesibukan bisnis bukan alasan bagi Pak Bakrie, ayah Ical, tidak menjalin komunikasi dengan anaknya. Ical tetap mendapatkan sentuhan dan kedekatan penuh makna. Tidak sekadar petuah, Ical juga menyaksikan keteladanan lewat contoh langsung. Ical juga dibiasakan berdiskusi dan berpendapat agar Ical menjadi anak yang mengutamakan akal, bukan mengandalkan tangan alias kekerasan. Kedisiplinan, ketegasan, dan kelembutan dari ibunya juga membentuk karakter Ical. 

Untuk membesarkan Ical, orangtua Ical tidak lupa memikirkan sekolahnya. Antara Perguruan Cikini atau Yayasan Perwari, orangtuanya memilih yang terakhir. Perwari adalah kependekan dari Persatuan Wanita Republik Indonesia. Kelompok perjuangan para perempuan Indonesia ini menjadikan bidang pendidikan sebagai jalan mewujudkan cita-cita. Perguruan Cikini, tempat Bung Karno menyekolahkan anak-anaknya, telah berdiri terlebih dahulu. Lewat guru-gurunya di Yayasan Perwari, Ical mendapatkan materi pelajaran, tekad perjuangan, dan spirit mengisi kemerdekaan. Pengalaman yang mengesankan bagi Ical, saat sekolah milik Yayasan Perwari turut serta dalam peringatan kemerdekaan di istana negara. Ical dibuat terkagum-kagum menatap dan mendengarkan suara Bung Karno. 

Dalam menganggit novel ini, Akmal Nasery Basral memang menambahkan unsur sejarah, sehingga kita dapat mengetahui siapa-siapa yang pernah bersekolah di Yayasan Perwari. Ada pula peristiwa peledakan saat hari lahir Perguruan Cikini pada 1957 dan sebagainya yang membuat kita mengenang kejadian di era Sukarno. 

Orangtua, guru dan teman di sekolah, orang yang dijumpai, bahkan Bung Karno telah menjadi bintang yang menerangi hidup Ical. Namun, menurut Ical, bintang paling terang dalam kehidupannya adalah orangtua. Karena cahaya cinta kedua orangtuanya, ia bisa menemukan cahaya bintang-bintang lainnya. Meskipun terinpirasi kisah kecil Aburizal Bakrie, novel ini tetaplah novel biografis dengan balutan kreatif-imajinatif. Novelis senior Nh. Dini berujar, novel ini berguna untuk dijadikan dasar cara pendidikan anak, terutama di masa tumbuh kembangnya. Menurut Neno Warisman, novel ini dapat memperkaya sifat keayahan dan keibuan kita.
 

Read More

Penegakan HAM, Sebuah Kerja Keras

09.44    No comments

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Pustaka SKH KEDAULATAN RAKYAT, Minggu, 2 September 2012



Judul Buku: HAM: Politik, Hukum&Kemunafikan Internasional Penulis: Hamid Awaludin Penerbit: Kompas, Jakarta Cetakan: I, Mei 2012 Tebal: xviii+286 halaman

Diakui atau tidak, penegakan dan perlindungan HAM belum seideal yang diharapkan. Sebut saja belum redanya konflik yang beraroma etnis, suku, ras, dan agama. Kasus terakhir di negeri ini adalah kekerasan terhadap kelompok Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur. Kekerasan, terutama terhadap kaum minoritas, senantiasa mencuat.

Tak kalah mencemaskan, perdagangan manusia juga menggejela dewasa ini. Fatalnya, Indonesia ternyata menjadi sumber manusia (perempuan dan anak-anak) untuk diperdagangkan. Selain konflik komunal dan perdagangan manusia, banyak agenda HAM lainnya yang tentunya membutuhkan kepedulian dan kerja keras segenap pihak. Sebagai ikhtiar mengajak segenap pihak memahami dan memperjuangkan HAM, buku karya Hamid Awaludin ini coba dihadirkan. Oleh penulis buku, HAM dijabarkan dari sisi politik, hukum, bahkan sejarahnya. Berpikir jernih, kasus pelanggaran HAM di Indonesia masih begitu banyak. Korupsi pun bisa termasuk pelanggaran HAM, karena telah membuat rakyat menderita dan hidup merana.  

Dalam buku ini, Hamid Awaludin juga menyoroti kemunafikan internasional yang justru menciderai HAM. Amerika Serikat dan negara-negara kuat lainnya kerapkali berstandar ganda. Justru hal tersebut menjadi batu sandungan penegakan HAM. Secara garis besar, buku ini mengajak kita untuk terus-menerus bekerja keras memperjuangkan dan menegakkan HAM. Kita tidak boleh berhenti sebelum pemartabatan manusia tercapai. Begitu. 

Read More

Perempuan “Pintu Gerbang” Novel

09.40    No comments

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Srengenge KORAN MERAPI PEMBARUAN, Minggu, 2 Sepetember 2012

Perkembangan sastra boleh dibilang melaju dengan hadirnya novel-novel. Beberapa tahun belakangan ini, karya sastra berupa novel kian semarak memenuhi rak-rak perpustakaan, toko-toko buku, bahkan emperan para penjual buku. Semarak novel ternyata juga semarak perempuan. Perempuan telah menjadi “pintu gerbang” sebelum menginjak lembaran demi lembaran tebal dalam kisah yang akan dihadirkan novel.
 
Maraknya penerbitan novel layak diapresiasi. Kini masyarakat takkan suntuk hanya membuka novel-novel terbitan lama. Novel terbitan baru bak jamur di musim penghujan yang mudah dijumpai. Masyarakat pun disuguhi pesona perempuan seketika memandang sampul novel.
 
Kisah-kisah cinta memang tampak digandrungi masyarakat sehingga novel mengambil kesempatan. Cukup jeli penulis sastra khususnya novel untuk memikat masyarakat dengan episode cinta yang terpapar. Cinta tak sekadar menjadi jalan cerita, tetapi juga menjadi judul novel. Hampir apapun judul novel menyertakan kata cinta. Cukup jeli penulis, cukup jeli penerbit. Pihak penerbit juga menyukai novel beraroma cinta. Novel dengan bumbu cinta adalah peluang pasar yang tak mungkin diabaikan pihak penerbit
 
Cinta dalam judul dan kisah novel tentu sah-sah saja. Tak ada larangan menulis dan menerbitkan novel bernafas cinta. Cinta adalah kata yang bermakna luas. Meskipun jika dicermati, cinta dalam kisah novel seolah-olah menyengaja menyempitkan makna. Membuka halaman novel, cinta itu hanya termaknai pada kisah lawan jenis dalam suka duka perjalanan cinta. Kisah yang seperti itu pun tak jadi soal. Penulis novel bisa meramu perjalanan cinta laki-laki dan perempuan dengan alur cerita yang berbeda. Satu novel dengan novel lain yang beraroma cinta bisa berbeda kesannya. 
 
Novel-novel cinta dengan cerita masing-masing menjadi santapan para pembaca untuk hanyut di dalamnya. Kesan berbeda menikmati kisah cinta dalam novel coba dirasakan. Entah apa kesan dari kisah yang terpapar dalam novel, kesan awal pembaca adalah perempuan yang terpajang di sampul novel. Mengamati satu per satu novel seolah-olah menegaskan bahwa cinta adalah perempuan. Membicarakan cinta seolah-olah hanya berbicara perempuan. Perempuan mungkin memang menarik sehingga novel selalu saja menampakkan wajah perempuan menghiasi sampulnya. 
 
Dalam sampul pelbagai novel, perempuan tanpa sadar telah menjadi objek bagi kepentingan pasar. Penerbit seperti kehilangan ide menyuguhkan ilustrasi selain wajah perempuan. Eksploitasi perempuan dalam novel kian kentara. Perempuan dijadikan alat untuk memikat masyarakat. Ketika kini perkembangan novel mengarah ke sisi-sisi religius, pihak penerbit seolah-olah satu ide menampilkan wajah perempuan berjilbab untuk merajai sampul-sampul novel. Perempuan berjilbab dalam sampul novel malah seringkali tidak mencerminkan isi novel. Ilustrasi sampul novel dengan perempuan berjilbab malah bisa dikatakan menandakan kemiskinan kreasi. Kadang muncul pertanyaan, apa kaitan perempuan yang memenuhi sampul novel dengan isi novel? 
 
Memunculkan perempuan dalam sampul novel bukan menjadi persoalan jika dilakukan secara proporsional dan tepat. Persoalan muncul ketika perempuan telah menjadi objek untuk kepentingan pemasaran. Tak jauh berbeda dengan promosi barang-barang yang mengandalkan kecantikan perempuan untuk menarik konsumen. Wajah perempuan yang kian marak mendominasi sampul-sampul novel telah menjadi alat promosi. Perempuan lagi-lagi tak ditempatkan sebagaimana mestinya. 
 
Menurut penulis, dominasi wajah perempuan dalam semarak penerbitan novel bukanlah memuliakan posisi dan kedudukan perempuan.  Perlahan-lahan penerbitan novel justru merendahkan harkat perempuan yang hanya dijadikan objek pemasaran. Pihak penerbit tentu cerdas menampilkan ilustrasi dalam sampul novel. Novel-novel cinta tak selalu harus diidentikkan dengan perempuan. Zaman telah berubah, tapi paradigma masih saja sama. Entah kapan lenyap paradigma menjadikan perempuan hanya sebagai objek. Perempuan jangan hanya dimanfaatkan kecantikan dan keanggunannya, meski berjilbab sekalipun. Memuliakan perempuan tak identik dengan melulu menampilkan ilustrasi wajahnya di sampul novel. Wallahu a’lam.

Read More

Bung Hatta dan Keterampilan Menulis Mahasiswa

09.36    No comments

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Opini MAJALAH PEWARA DINAMIKA UNY Volume 13 Nomor 54 Agustus 2012

Mohammad Hatta atau kerap dipanggil Bung Hatta adalah wakil presiden pertama Republik Indonesia. Hampir menjadi pengetahuan umum, tulisan pertama Bung Hatta berjudul Namaku Hindania!. Tulisan itu dimuat di majalah Jong Sumatera sekitar tahun 1920. Beberapa catatan sejarah menyebut demikian, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk ditelusuri lebih lanjut. Banyak tulisan-tulisan yang telah digoreskan Bung Hatta. 

Ketika kuliah di negeri Belanda, Bung Hatta memasuki organisasi Indische Vereeniging—yang kemudian berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging, lalu berubah lagi namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Dalam organisasi itu, Bung Hatta menumpahkan pemikiran-pemikirannya. Tulisan berjudul De economische positie van den Indonesischen grondverhuurder (Kedudukan ekonomi para penyewa tanah orang Indonesia) dan Eenige aantekeningen betreffende de grondhuur-ordonnantie in Indonesi (Beberapa catatan tentang ordonansi penyewaan tanah di Indonesia) dikatakan Bung Hatta merupakan dua tulisan ilmiah pertamanya yang dipublikasikan di Hindia Poetra. Berikut pengakuan Bung Hatta, “Itulah permulaan aku membuat tulisan ilmiah, tulisanku pertama dalam Hindia Poetra. Sekalipun pengetahuanku belum banyak tentang ekonomi, aku berusaha sedapat-dapatnya buah tanganku berdasarkan ilmiah.” 

Dilihat dari penuturan Bung Hatta, beliau memang berjuang serius menyelesaikan dua tulisan di atas. Topik penyewaan tanah yang diambil Bung Hatta memang sedang menjadi isu hangat di Hindia Belanda (sebelum bernama Indonesia) ketika itu. Bung Hatta berkata, “Lama juga waktu yang kupergunakan untuk mengarang dua karangan (itu). Kalau aku tak salah, kira-kira enam bulan. Sambil belajar aku mengarang dan sedapat-dapatnya membaca pula buku yang dapat aku pergunakan sebagai bahan atau dasar.” 

Enam bulan, kata Bung Hatta, untuk menyelesaikan dua tulisan di atas. Bung Hatta memang membuat dua tulisan itu tak main-main. Banyak buku yang digunakan sebagai rujukan, salah satunya buku karya E von Bohm Bawerk berjudul Kapital und Kapitalzins (Modal dan Bunga Modal). Dengan menulis disertai membaca berbagai literatur, Bung Hatta belajar banyak hal. Dua tulisan itu menjadi spirit Bung Hatta menghasilkan tulisan lebih lanjut. “Lambat laun itu menjadi kebiasaanku. Aku memperoleh dasar ilmiah bagi buah tanganku dan pengetahuanku bertambah dalam dan luas,” tutur Bung Hatta. 

Dari paparan tentang Bung Hatta di atas, kita bisa mengkaitkannya dengan keharusan bagi mahasiswa mempublikasikan makalah di jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan setelah Agustus 2012. Ketentuan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lewat suratnya Nomor 152/E/T/2012 tertanggal 27 Januari 2012 itu masih memunculkan polemik hingga kini. Terlepas dari pro dan kontra terkait kebijakan tersebut, menulis ilmiah dan publikasi sebagai bagian dari tradisi intelektual sebenarnya memang perlu dilakukan. Tradisi tersebut perlu dimiliki oleh seluruh akademisi yang berada di perguruan tinggi. Karya ilmiah, kata Prof. Dr. T. Jacob (2001), adalah anak otak seorang akademikus. Menulis sebagai bagian dari komunikasi ilmiah perlu digalakkan untuk memajukan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan. 

Tidak sekadar tuntutan kelulusan, menulis ilmiah merupakan bagian dari pertanggungjawaban akademik. Segala ilmu, wawasan, dan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa di perguruan tinggi tentu perlu disebarluaskan bagi kemajuan masyarakat. Lewat menulis ilmiah, dialektika keilmuan dimungkinkan terjadi. Maka, mahasiswa perlu membangun kesadaran untuk menempa dan melatih dirinya agar memiliki kemampuan menulis ilmiah. Sebagaimana dilakukan Bung Hatta, menulis ilmiah adalah sebentuk perjuangan tersendiri. 

Dalam hal ini, keterampilan menulis ilmiah selayaknya dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiswa harus tertantang untuk memiliki keterampilan tersebut bagi pengembangan keilmuannya. Di sisi lain, pihak universitas, terutama pihak jurusan atau fakultas, juga bertanggung jawab mengasah keterampilan menulis mahasiswa. Keterampilan menulis sebagai bagian dari keterampilan berbahasa memang telah dilakukan sejak jenjang pendidikan dasar. Namun, keterampilan menulis bagi mahasiswa, ujar Eti Nurhayati (2011), bukanlah urusan sederhana menuliskan bahasa ke dalam lambang tulisan seperti anak-anak pada awal masa belajar. 

Keterampilan menulis bagi mahasiswa perlu diasah dan dilatih secara berkesinambungan. Hal ini juga mengingat banyaknya opini yang mengatakan bahwa tradisi menulis di kalangan mahasiswa masih relatif rendah. Mahasiswa perlu terus-menerus diberi inspirasi, motivasi, dan apresiasi dalam menulis ilmiah. Bahkan, ruang-ruang publikasi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi untuk mahasiswanya perlu diperbanyak. Nulla dies sine linea.
 

Read More

Membaca untuk Eksistensi Hidup

09.31    No comments

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Opini KORAN MERAPI PEMBARUAN, Rabu, 29 Agustus 2012

Berbicara tentang membaca, ada kisah tokoh-tokoh bangsa di masa lampau yang layak dikenang. Lihat saja Bung Karno dan Bung Hatta. Membaca menjadi bagian dari hidup mereka. Bersamaan dengan budaya membaca, mereka juga mewariskan pemikiran secara produktif lewat tulisan. Mereka melakukan pergerakan, membaca, menulis, dan membangun bangsa-negara ini.
Bagi mereka, membaca buku semacam heroisme tersendiri. Bukan kekerasan dengan pisau lipat, bedil atau bom yang akhirnya mereka pertontonkan, tetapi kedalaman ilmu, pengetahuan, wawasan, dan pemikiran. Saksikan saja Bung Hatta yang membawa peti-peti berisi buku ketika tamat kuliah dari negeri Belanda dan ketika diasingkan ke Boven Digul dan Banda Neira. Beliau juga mendirikan perpustakaan sebagai salah satu sarana pendidikan untuk masyarakat di tempat pembuangannya. Begitu pula dengan Bung Karno yang merasa stress di penjara Banceuy dan Sukamiskin karena tak bisa mengakses bacaan secara leluasa. Buku tak lepas dari Bung Karno ketika diasingkan ke Ende dan Bengkulu. Sampai usia senja, mereka tetap membaca. Mohammad Natsir, Buya Hamka, Ki Hajar Dewantara, Kartini, dan lainnya juga memiliki kegemaran membaca. 

Tentu saja, tokoh-tokoh bangsa di masa silam yang gemar membaca perlu menjadi teladan. Disadari atau tidak, masyarakat yang budaya membacanya rendah akan berdampak terhadap mandeknya kemajuan peradaban bangsa. Agus M. Irkham, Kepala Departemen Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat, menyebut keengganan membaca, terutama buku, adalah bentuk penjajahan diri (self colonization) yang akan menyebabkan kematian. Bukan kematian formal-fisik, tetapi kematian ideal-substansial berupa kejumudan pikiran, sempitnya gerak-peran sosial, keterasingan jiwa, dan rendahnya kesadaran diri untuk selalu merasa terpanggil mengurusi masalah kehidupan. Mengapa keengganan membaca dapat menyebabkan kematian ideal-substansial? Manusia tercipta dilingkupi keterbatasan, baik ilmu, informasi, ruang maupun waktu. Untuk menutupi kekurangan itu, manusia harus belajar. Membaca (buku) adalah salah satu sarana pembelajaran itu (Agus M. Irkham: 2012). 

Tokoh pendidikan HAR Tilaar (1999) pun pernah berujar bahwa membaca adalah pondasi dari proses belajar. Keharusan belajar tentu tidak hanya untuk pelajar di bangku sekolah, tetapi juga masyarakat pada umumnya. Belajar itu sepanjang hayat. Membaca merupakan salah satu proses belajar yang efektif dilakukan. Dengan membaca, ujar Farida Rahim (2007), masyarakat dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan baru yang kian meningkatkan kecerdasannya sehingga lebih mampu menjawab tantangan-tantangan hidup pada masa-masa mendatang.

Intinya, membaca untuk eksistensi hidup. Dalam hal ini, kita perlu mengapresiasi usaha Perpustakaan Nasional  (Perpusnas) RI mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan memang  salah satu upaya menumbuhkan budaya membaca. Tak hanya bergantung pada perpustakaan dengan bangunan permanen, mobil dan kapal perpustakaan keliling juga disediakan Perpusnas RI untuk menjangkau masyarakat di pelosok-pelosok. Dilaporkan sekitar 65 mobil perpustakaan keliling disalurkan untuk perpustakaan provinsi sampai tahun 2011 lalu. Adapun perpustakaan kota/kabupaten yang menerima mobil perpustakaan keliling sebanyak 399 kota/kabupaten. Untuk menjangkau wilayah non-daratan, penyebaran kapal perpustakaan keliling antara lain di Bengkalis, Bintan, Selayar, Morowali, Wakatobi, Pangkajene (Kepulaan Pangkep), dan Ternate (Kompas, 15/5/2012). Usaha ini tentu perlu dioptimalkan, sehingga seluruh masyarakat di negeri ini dapat mengakses perpustakaan.
Di Yogyakarta sendiri, Bank Buku Jogja yang berdiri sejak tahun 2010 merupakan angin segar untuk memberi akses masyarakat yang membutuhkan buku. Dalam laporannya, penyumbang buku ke Bank Buku Jogja yang dikelola Perpustakaan Kota Yogyakarta ini begitu banyak. Buku-buku yang tersedia didistribusikan tak hanya di lingkup Yogyakarta, tetapi sampai ke luar Jawa. Gerakan budaya membaca yang digalakkan komunitas juga berperan penting. Keberadaan Pustaka Menyapa Mletik Malioboro (Pustaka Mletik), misalnya, bisa menjadi inspirasi. Sejak berdirinya, respons pedagang kaki lima, pedagang asongan, pedagang angkringan, penarik becak, juru parkir, pelayan toko, dan komunitas lainnya di kawasan Malioboro ternyata relatif baik. Sujarwo Putra (2012) selaku Presidum Paguyuban Kawasan Malioboro melaporkan antusiasme membaca komunitas di Malioboro begitu tinggi.

Maka, optimisme tumbuhnya budaya membaca masyarakat memang tak boleh pudar. Dengan kemampuan dan kemauan membaca, ujar Fuad Hassan (2004), masyarakat akan bisa mengatasi ignoransi (kebodohan). Dengan membaca, kita akan menjadi manusia pembelajar yang terus memperkaya ilmu, wawasan dan pengetahuan. Tanpa membaca, kita akan terus tertindas dan tertinggal jauh di belakang. Penindasan tidak sekadar berasal dari subyek di luar diri kita. Karena tak membaca, kita bisa tertindas secara psikologis akibat memandang diri dan kehidupan ini begitu sempit. Permasalahan hidup cenderung tak disikapi positif. Kita hanya mengenal dunia di sekitar diri kita yang terbatas. Sesungguhnya membaca mampu memperluas cakrawala. Dengan membaca, kita akan mengepakkan sayap ke dunia lebih luas, sehingga dapat mencerap segala mutiara-mutiara kehidupan.

Agar hidup lebih bermakna, kita memang perlu membiasakan membaca. Saatnya kita menjadi bagian dari masyarakat yang berminat dan gemar membaca di tengah dinamika dan perkembangan zaman. Membaca dalam arti yang sebenarnya, membaca dengan pemahaman, membaca untuk hidup. Membaca untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara. Kita yang gemar membaca akan lebih berdaya. Selamat membaca. Wallahu a’lam.

Read More

Spirit Lebaran

09.27    No comments

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Bisik MINGGU PAGI, No. 20 TH 65 Minggu III Agustus 2012

Idul Fitri yang dalam masyarakat kita sering disebut Lebaran perlu dijadikan titik pijak melangkah lebih baik dengan jiwa yang baru dalam perjalanan kehidupan ke depan. Lebaran tak sekadar bermakna bubar dari sebulan puasa, tapi terbukanya lembaran kehidupan yang kian humanis, bernilai, dan bermartabat. 

Kearifan sosial dengan saling maaf-memaafkan saat Lebaran seyogianya tak sekadar seremoni, tapi sebentuk komitmen untuk merajut kembali tali kebersamaan. Kerukunan hidup dan kekeluargaan terus terpelihara dalam bingkai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sikap saling menghormati dan menghargai harus ditunjukkan dengan meninggalkan kedengkian, fitnah keji, dan permusuhan. Setiap manusia adalah satu kebersamaan yang akan terus menebar kemaslahatan bagi kehidupan. 

Kenyataan hidup selama ini yang dirundung kekerasan saatnya lenyap dari wajah negeri. Lebaran adalah momentum melenyapkan kekerasan untuk digantikan dengan perasaan kasih sayang. Tak ada lagi bentuk-bentuk teror yang menebar ketakutan dan menjadikan kehidupan sosial kemasyarakatan tercekam.             

Lebaran perlu menjadi spirit mengembangkan jiwa-jiwa sosial untuk saling berbagi dengan sesama. Maka, kepekaan, kepedulian, dan empati sosial yang ditempa melalui puasa Ramadan harus terus tertanam. Di tengah kemiskinan yang masih dirasakan sebagian warga republik ini, kepekaan dan kepedulian sosial jangan pernah lenyap. Bentuk tanggung jawab sosial yang sejati adalah membebaskan warga miskin agar tak terus terpuruk. Yang kaya menyantuni yang lemah. Agama pun mengajarkan bahwa ketidakpedulian terhadap anak-anak yatim dan orang-orang miskin adalah sebentuk pendustaan terhadap agama. Tak layak menumpuk-numpuk harta dan melakukan korupsi di tengah jerit masyarakat yang terpontang-panting bertahan hidup. 

Lebaran harus membawa spirit bagi setiap manusia untuk tak menzalimi sesama. Setiap warga yang hidup di negeri ini berhak mengembangkan kehidupannya tanpa harus terkebiri hak-haknya. Para pemimpin dituntut amanah agar seluruh masyarakat merasakan kebahagiaan. Lebaran memberi makna pembebasan setiap warga di negeri ini dari keterhimpitan hidup. Akses pekerjaan, pendidikan, dan kesehatan harus diberikan sehingga tak ada warga di negeri ini yang terlunta-lunta. Wallahu a’lam.     

Read More
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail
  • Popular
  • Tags
  • Blog Archives

Blogger news

SANG PENA

Sepatah Kata

dari mereka untuk cinta/untuk hidup/untuk kemuliaan/untuk kesempurnaan/untuk keindahan/untuk keharuman/untuk kematian bermakna/detik ini,dari mereka/ dengarkan/barisan kalimat bercahaya

Popular Posts

  • Sisi Lain Kehidupan Bung Karno
    Oleh: HENDRA SUGIANTORO Dimuat di Pustaka SKH Kedaulatan Rakyat, Minggu 13 Februari 2011 Judul Buku: Kisah Istimewa Bung Karno Kata Pengant...
  • Model Pembiayaan Pendidikan
    Oleh: HENDRA SUGIANTORO Dimuat di Peduli Pendidikan SKH KEDAULATAN RAKYAT, Jum'at, 27 Januari 2012 Harus diakui jika permasalahan pembia...
  • Jejak Ki Hajar dalam Riwayat Singkat
    Oleh: HENDRA SUGIANTORO Dimuat di Bedah Buku Kedaulatan Rakyat, Minggu...November 2009 Judul Buku : Ki Hajar Dewantara: Biografi Singkat 188...
  • Eksistensi Guru BK di Sekolah
    Oleh: HENDRA SUGIANTORO Dimuat di Nguda Rasa KORAN MERAPI, Rabu, 15 Februari 2012 Pendidik memegang peranan penting agar proses pendidikan t...
  • Penyimpangan Seksual di Kalangan Anak dan Remaja
    Oleh: HENDRA SUGIANTORO Dimuat di Suara Mahasiswa REPUBLIKA DIY-JATENG, Kamis, 12 Januari 2012 Salah satu perilaku yang disinyalir Thomas Li...
  • Kisah Inspiratif Masa Kecil Dahlan Iskan
    Oleh: HENDRA SUGIANTORO Dimuat di Resensi Media MAJALAH PEWARA DINAMIKA UNY Volume 13 Nomor 57 November 2012 Judul Buku : Sepat...
  • Cerita Cinta Sepasang Anak Geng
    Oleh: HENDRA SUGIANTORO Dimuat di Resensi Buku SUARA MERDEKA, Minggu, 21 April 2013     Judul Buku : Kutunggu Jandamu di Jakarta Pe...
  • Inspirasi Intelektual dari Sosok Ibnu Sina
    Dimuat di Majalah Pewara Dinamika UNY Volume 12. NOMOR 40 APRIL 2011, rubrik Resensi Media Judul Buku: Tawanan Benteng Lapis Tujuh: No...
  • Dunia di Tangan, Akhirat di Hati
    Oleh: HENDRA SUGIANTORO Dimuat di Pustaka HARIAN BHIRAWA, Jum'at, 22 Maret 2013 Judul Buku : I Love Maghrib Penulis : Arini ...
  • Mengupas Pemikiran Pendidikan Soekarno
    Oleh: HENDRA SUGIANTORO Dimuat di Resensi Buku Harian Jogja, Kamis 15 Oktober 2009 Judul Buku: Pendidikan di Mata Soekarno; Modernisasi Pend...

Sit amet

Total Pageviews

Sparkline

Ultricies Eget

Ingin Membuat Buku?




  • Beranda

Berlangganan Ke

Postingan
    Atom
Postingan
Semua Komentar
    Atom
Semua Komentar
  • Beranda
Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Beranda

Archives

  • ▼  2013 (78)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (26)
      • ►  Jun 28 (1)
      • ►  Jun 20 (7)
      • ►  Jun 19 (18)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 12 (1)
    • ►  Februari (5)
      • ►  Feb 25 (1)
      • ►  Feb 24 (4)
    • ▼  Januari (45)
      • ►  Jan 31 (7)
      • ►  Jan 17 (13)
      • ▼  Jan 09 (13)
        • Mendidik Anak Cerdas Finansial
        • Mereka Mengabdi Tanpa "Berteriak-teriak"
        • Orangtua, Bintang Terang Seorang Anak
        • Penegakan HAM, Sebuah Kerja Keras
        • Perempuan “Pintu Gerbang” Novel
        • Bung Hatta dan Keterampilan Menulis Mahasiswa
        • Membaca untuk Eksistensi Hidup
        • Spirit Lebaran
        • Zakat untuk Pendidikan
        • Menguatkan Kemauan dalam Diri
        • Membangun Kesalehan Sosial
        • Laskar Pelangi dan Kaum Muda
        • Kisah Inspiratif Bergerak Menembus Batas
      • ►  Jan 03 (12)
  • ►  2012 (47)
    • ►  Mei (10)
      • ►  Mei 22 (1)
      • ►  Mei 20 (2)
      • ►  Mei 14 (1)
      • ►  Mei 08 (1)
      • ►  Mei 03 (5)
    • ►  April (6)
      • ►  Apr 26 (1)
      • ►  Apr 19 (1)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 01 (3)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 17 (2)
      • ►  Mar 07 (2)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 27 (5)
      • ►  Feb 26 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (5)
    • ►  Januari (15)
      • ►  Jan 30 (1)
      • ►  Jan 29 (9)
      • ►  Jan 22 (5)
  • ►  2011 (78)
    • ►  Desember (11)
      • ►  Des 26 (2)
      • ►  Des 21 (6)
      • ►  Des 04 (3)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 09 (2)
      • ►  Nov 01 (1)
    • ►  Oktober (12)
      • ►  Okt 28 (1)
      • ►  Okt 24 (2)
      • ►  Okt 22 (2)
      • ►  Okt 13 (2)
      • ►  Okt 10 (4)
      • ►  Okt 06 (1)
    • ►  September (11)
      • ►  Sep 24 (1)
      • ►  Sep 20 (9)
      • ►  Sep 12 (1)
    • ►  Agustus (6)
      • ►  Agu 13 (6)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 17 (1)
      • ►  Jul 08 (1)
    • ►  Juni (7)
      • ►  Jun 28 (1)
      • ►  Jun 27 (3)
      • ►  Jun 20 (1)
      • ►  Jun 18 (1)
      • ►  Jun 11 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 27 (1)
      • ►  Mei 25 (1)
      • ►  Mei 05 (1)
    • ►  April (3)
      • ►  Apr 23 (1)
      • ►  Apr 19 (2)
    • ►  Maret (11)
      • ►  Mar 24 (1)
      • ►  Mar 20 (2)
      • ►  Mar 18 (2)
      • ►  Mar 11 (1)
      • ►  Mar 07 (5)
    • ►  Februari (3)
      • ►  Feb 13 (3)
    • ►  Januari (6)
      • ►  Jan 30 (1)
      • ►  Jan 25 (1)
      • ►  Jan 12 (2)
      • ►  Jan 09 (2)
  • ►  2010 (86)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 28 (1)
      • ►  Des 21 (1)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (8)
      • ►  Nov 28 (2)
      • ►  Nov 22 (1)
      • ►  Nov 19 (2)
      • ►  Nov 11 (1)
      • ►  Nov 08 (1)
      • ►  Nov 06 (1)
    • ►  Oktober (11)
      • ►  Okt 31 (2)
      • ►  Okt 22 (1)
      • ►  Okt 21 (1)
      • ►  Okt 15 (1)
      • ►  Okt 13 (1)
      • ►  Okt 12 (1)
      • ►  Okt 09 (1)
      • ►  Okt 06 (1)
      • ►  Okt 05 (1)
      • ►  Okt 03 (1)
    • ►  September (11)
      • ►  Sep 23 (1)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 13 (1)
      • ►  Sep 06 (1)
      • ►  Sep 04 (3)
      • ►  Sep 03 (4)
    • ►  Agustus (6)
      • ►  Agu 29 (1)
      • ►  Agu 25 (1)
      • ►  Agu 10 (3)
      • ►  Agu 07 (1)
    • ►  Juli (6)
      • ►  Jul 26 (1)
      • ►  Jul 24 (1)
      • ►  Jul 17 (1)
      • ►  Jul 14 (2)
      • ►  Jul 06 (1)
    • ►  Juni (39)
      • ►  Jun 28 (1)
      • ►  Jun 27 (1)
      • ►  Jun 21 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 08 (2)
      • ►  Jun 07 (33)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 31 (2)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (10)
      • ►  Des 30 (5)
      • ►  Des 15 (1)
      • ►  Des 02 (2)
      • ►  Des 01 (2)
    • ►  November (5)
      • ►  Nov 15 (2)
      • ►  Nov 04 (2)
      • ►  Nov 01 (1)
    • ►  Oktober (15)
      • ►  Okt 30 (3)
      • ►  Okt 27 (3)
      • ►  Okt 20 (2)
      • ►  Okt 15 (1)
      • ►  Okt 13 (2)
      • ►  Okt 10 (1)
      • ►  Okt 07 (1)
      • ►  Okt 05 (1)
      • ►  Okt 04 (1)
    • ►  September (9)
      • ►  Sep 30 (2)
      • ►  Sep 29 (1)
      • ►  Sep 17 (2)
      • ►  Sep 10 (1)
      • ►  Sep 07 (2)
      • ►  Sep 03 (1)
    • ►  Agustus (5)
      • ►  Agu 29 (1)
      • ►  Agu 27 (1)
      • ►  Agu 16 (1)
      • ►  Agu 12 (1)
      • ►  Agu 04 (1)
    • ►  Juli (13)
      • ►  Jul 30 (1)
      • ►  Jul 29 (1)
      • ►  Jul 22 (1)
      • ►  Jul 21 (1)
      • ►  Jul 17 (8)
      • ►  Jul 04 (1)
    • ►  Juni (6)
      • ►  Jun 18 (5)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 14 (1)
      • ►  Mei 03 (1)
    • ►  April (15)
      • ►  Apr 30 (2)
      • ►  Apr 26 (1)
      • ►  Apr 15 (1)
      • ►  Apr 14 (1)
      • ►  Apr 08 (4)
      • ►  Apr 07 (1)
      • ►  Apr 06 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
      • ►  Apr 01 (1)
    • ►  Maret (10)
      • ►  Mar 23 (1)
      • ►  Mar 16 (1)
      • ►  Mar 15 (1)
      • ►  Mar 12 (1)
      • ►  Mar 07 (1)
      • ►  Mar 05 (1)
      • ►  Mar 04 (1)
      • ►  Mar 02 (1)
      • ►  Mar 01 (2)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 28 (2)
      • ►  Feb 21 (2)
      • ►  Feb 11 (1)
      • ►  Feb 09 (2)
      • ►  Feb 06 (2)
      • ►  Feb 03 (3)
    • ►  Januari (22)
      • ►  Jan 30 (3)
      • ►  Jan 29 (5)
      • ►  Jan 20 (1)
      • ►  Jan 18 (2)
      • ►  Jan 16 (2)
      • ►  Jan 13 (1)
      • ►  Jan 12 (2)
      • ►  Jan 09 (2)
      • ►  Jan 06 (4)

Langganan

Postingan
Atom
Postingan
Semua Komentar
Atom
Semua Komentar

PUBLIKASI MEDIA MASSA

  • ▼  2013 (78)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (26)
      • ►  Jun 28 (1)
      • ►  Jun 20 (7)
      • ►  Jun 19 (18)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 12 (1)
    • ►  Februari (5)
      • ►  Feb 25 (1)
      • ►  Feb 24 (4)
    • ▼  Januari (45)
      • ►  Jan 31 (7)
      • ►  Jan 17 (13)
      • ▼  Jan 09 (13)
        • Mendidik Anak Cerdas Finansial
        • Mereka Mengabdi Tanpa "Berteriak-teriak"
        • Orangtua, Bintang Terang Seorang Anak
        • Penegakan HAM, Sebuah Kerja Keras
        • Perempuan “Pintu Gerbang” Novel
        • Bung Hatta dan Keterampilan Menulis Mahasiswa
        • Membaca untuk Eksistensi Hidup
        • Spirit Lebaran
        • Zakat untuk Pendidikan
        • Menguatkan Kemauan dalam Diri
        • Membangun Kesalehan Sosial
        • Laskar Pelangi dan Kaum Muda
        • Kisah Inspiratif Bergerak Menembus Batas
      • ►  Jan 03 (12)
  • ►  2012 (47)
    • ►  Mei (10)
      • ►  Mei 22 (1)
      • ►  Mei 20 (2)
      • ►  Mei 14 (1)
      • ►  Mei 08 (1)
      • ►  Mei 03 (5)
    • ►  April (6)
      • ►  Apr 26 (1)
      • ►  Apr 19 (1)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 01 (3)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 17 (2)
      • ►  Mar 07 (2)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 27 (5)
      • ►  Feb 26 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (5)
    • ►  Januari (15)
      • ►  Jan 30 (1)
      • ►  Jan 29 (9)
      • ►  Jan 22 (5)
  • ►  2011 (78)
    • ►  Desember (11)
      • ►  Des 26 (2)
      • ►  Des 21 (6)
      • ►  Des 04 (3)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 09 (2)
      • ►  Nov 01 (1)
    • ►  Oktober (12)
      • ►  Okt 28 (1)
      • ►  Okt 24 (2)
      • ►  Okt 22 (2)
      • ►  Okt 13 (2)
      • ►  Okt 10 (4)
      • ►  Okt 06 (1)
    • ►  September (11)
      • ►  Sep 24 (1)
      • ►  Sep 20 (9)
      • ►  Sep 12 (1)
    • ►  Agustus (6)
      • ►  Agu 13 (6)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 17 (1)
      • ►  Jul 08 (1)
    • ►  Juni (7)
      • ►  Jun 28 (1)
      • ►  Jun 27 (3)
      • ►  Jun 20 (1)
      • ►  Jun 18 (1)
      • ►  Jun 11 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 27 (1)
      • ►  Mei 25 (1)
      • ►  Mei 05 (1)
    • ►  April (3)
      • ►  Apr 23 (1)
      • ►  Apr 19 (2)
    • ►  Maret (11)
      • ►  Mar 24 (1)
      • ►  Mar 20 (2)
      • ►  Mar 18 (2)
      • ►  Mar 11 (1)
      • ►  Mar 07 (5)
    • ►  Februari (3)
      • ►  Feb 13 (3)
    • ►  Januari (6)
      • ►  Jan 30 (1)
      • ►  Jan 25 (1)
      • ►  Jan 12 (2)
      • ►  Jan 09 (2)
  • ►  2010 (86)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 28 (1)
      • ►  Des 21 (1)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (8)
      • ►  Nov 28 (2)
      • ►  Nov 22 (1)
      • ►  Nov 19 (2)
      • ►  Nov 11 (1)
      • ►  Nov 08 (1)
      • ►  Nov 06 (1)
    • ►  Oktober (11)
      • ►  Okt 31 (2)
      • ►  Okt 22 (1)
      • ►  Okt 21 (1)
      • ►  Okt 15 (1)
      • ►  Okt 13 (1)
      • ►  Okt 12 (1)
      • ►  Okt 09 (1)
      • ►  Okt 06 (1)
      • ►  Okt 05 (1)
      • ►  Okt 03 (1)
    • ►  September (11)
      • ►  Sep 23 (1)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 13 (1)
      • ►  Sep 06 (1)
      • ►  Sep 04 (3)
      • ►  Sep 03 (4)
    • ►  Agustus (6)
      • ►  Agu 29 (1)
      • ►  Agu 25 (1)
      • ►  Agu 10 (3)
      • ►  Agu 07 (1)
    • ►  Juli (6)
      • ►  Jul 26 (1)
      • ►  Jul 24 (1)
      • ►  Jul 17 (1)
      • ►  Jul 14 (2)
      • ►  Jul 06 (1)
    • ►  Juni (39)
      • ►  Jun 28 (1)
      • ►  Jun 27 (1)
      • ►  Jun 21 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 08 (2)
      • ►  Jun 07 (33)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 31 (2)
  • ►  2009 (124)
    • ►  Desember (10)
      • ►  Des 30 (5)
      • ►  Des 15 (1)
      • ►  Des 02 (2)
      • ►  Des 01 (2)
    • ►  November (5)
      • ►  Nov 15 (2)
      • ►  Nov 04 (2)
      • ►  Nov 01 (1)
    • ►  Oktober (15)
      • ►  Okt 30 (3)
      • ►  Okt 27 (3)
      • ►  Okt 20 (2)
      • ►  Okt 15 (1)
      • ►  Okt 13 (2)
      • ►  Okt 10 (1)
      • ►  Okt 07 (1)
      • ►  Okt 05 (1)
      • ►  Okt 04 (1)
    • ►  September (9)
      • ►  Sep 30 (2)
      • ►  Sep 29 (1)
      • ►  Sep 17 (2)
      • ►  Sep 10 (1)
      • ►  Sep 07 (2)
      • ►  Sep 03 (1)
    • ►  Agustus (5)
      • ►  Agu 29 (1)
      • ►  Agu 27 (1)
      • ►  Agu 16 (1)
      • ►  Agu 12 (1)
      • ►  Agu 04 (1)
    • ►  Juli (13)
      • ►  Jul 30 (1)
      • ►  Jul 29 (1)
      • ►  Jul 22 (1)
      • ►  Jul 21 (1)
      • ►  Jul 17 (8)
      • ►  Jul 04 (1)
    • ►  Juni (6)
      • ►  Jun 18 (5)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 14 (1)
      • ►  Mei 03 (1)
    • ►  April (15)
      • ►  Apr 30 (2)
      • ►  Apr 26 (1)
      • ►  Apr 15 (1)
      • ►  Apr 14 (1)
      • ►  Apr 08 (4)
      • ►  Apr 07 (1)
      • ►  Apr 06 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
      • ►  Apr 01 (1)
    • ►  Maret (10)
      • ►  Mar 23 (1)
      • ►  Mar 16 (1)
      • ►  Mar 15 (1)
      • ►  Mar 12 (1)
      • ►  Mar 07 (1)
      • ►  Mar 05 (1)
      • ►  Mar 04 (1)
      • ►  Mar 02 (1)
      • ►  Mar 01 (2)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 28 (2)
      • ►  Feb 21 (2)
      • ►  Feb 11 (1)
      • ►  Feb 09 (2)
      • ►  Feb 06 (2)
      • ►  Feb 03 (3)
    • ►  Januari (22)
      • ►  Jan 30 (3)
      • ►  Jan 29 (5)
      • ►  Jan 20 (1)
      • ►  Jan 18 (2)
      • ►  Jan 16 (2)
      • ►  Jan 13 (1)
      • ►  Jan 12 (2)
      • ►  Jan 09 (2)
      • ►  Jan 06 (4)

Blogger templates

Blogroll

About

KEDAULATAN RAKYATBERNAS JOGJAHARIAN JOGJAKORAN MERAPIHARIAN SEPUTAR INDONESIAKOMPASHARIAN JOGLOSEMARJURNAL NASIONALLAMPUNG POSTSUARA KARYASINAR HARAPANDUTA MASYARAKATKORAN TEMPOSUARA MERDEKASOLO POSJAWA POSPONTIANAK POSTSURABAYA POSTHARIAN UMUM PELITAKORAN WAWASAN

 
Copyright © PENA KUASA BERKARYA | Powered by Blogger
Design by FThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web based Project Management