Pemilu 2009 dan Peran Mahasiswa

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
DImuat di Jagongan Harian Jogja, Senin 2 Februari 2009

KAMPANYE calon anggota legislatif dan juga partai politik dipastikan menggeliat pada tahun 2009 ini. Pemilu legislatif yang sekitar tiga bulan lagi akan dimanfaatkan para caleg untuk mati-matian mempengaruhi masyarakat. Apalagi dengan digolkannya perolehan suara terbanyak oleh Mahkamah Konstistusi, para caleg berusaha untuk dapat memikat masyarakat agar kemudian memilihnya. Strategi kampanye juga dilancarkan para tokoh yang sudah mendeklarasikan diri menjadi capres pada 2009.
Bagi mahasiswa, Pemilu 2009 selayaknya dijadikan momentum strategis memperbaiki wajah pemerintahan. Hasil Pemilu 2009 jelas akan menentukan wajah bangsa dan negara untuk lima tahun ke depan. Maka, mahasiswa perlu membangun kesadaran masyarakat agar memilih secara bijak dan cerdas. Dengan menggunakan kendaraan organisasi mahasiswa, peran-peran penyadaran masyarakat ini bisa dilakukan secara massif.

Harapan terhadap mahasiswa untuk berperan signifikan dalam Pemilu 2009 tentu tidaklah berlebihan. Adanya fenomena tawuran akhir-akhir ini memang memunculkan pesimisme terkait peran mahasiswa. Mahasiswa sebagai aktor intelektual ternyata tanpa malu menggunakan cara-cara kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Mahasiswa juga disinyalir telah terjebak pada pragmatisme sehingga memandulkan gerak idealismenya. Pesimisme tersebut justru terlalu berlebihan. Diakui atau tidak, sampai saat ini kita terperangkap pada pernyataan bahwa mahasiswa merupakan pilar kebangkitan yang seolah-olah menjadi kebenaran. Padahal, pernyataan itu sekadar jargon atau kalimat motivasi untuk membangun kesadaran mahasiswa. Jika mau jujur, mahasiswa hanya bagian dari pilar kebangkitan. Pun, tidak seluruh mahasiswa mampu memainkan peran sebagai aktor perubahan sosial. Yang tidak bisa kita lupakan adalah terdapat proses penempaan sehingga mahasiswa mampu menjadi pilar kebangkitan bagi kehidupan bangsa dan negara. Nah, mahasiswa yang berhasil dalam penempaan bisa dikatakan hanya beberapa mahasiswa saja di antara ratusan ribu mahasiswa lainnya.
Dengan demikian, mahasiswa yang memang pedulilah yang akan turun ke masyarakat untuk melakukan upaya pencerdasan. Selain itu, mahasiswa tentu saja harus konsisten mengawal jalannya proses Pemilu. Mahasiswa melalui organisasinya bisa memantau rekam jejak untuk meneliti lebih lanjut sosok dari para caleg dan calon pemimpin. Mahasiswa perlu menyatukan barisan untuk menolak politisi yang dikategorikan busuk dan kemudian disosialisasikan ke masyarakat.
Pastinya, proses Pemilu 2009 tetap membutuhkan peran mahasiswa pemuda yang kritis dan peduli. Hanya mahasiswa yang memiliki kekokohan idealismelah yang akan turut serta menghadirkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa melalui Pemilu 2009. Wallahu a’lam.
HENDRA SUGIANTORO
Karangmalang Yogyakarta 55281

0 komentar: