Oleh: HENDRA SUGIANTORO Dimuat di Pustaka SKHK KEDAULATAN RAKYAT, Minggu, 19 Juni 2011
Judul Buku: Melejitkan Karir Guru Dengan Menulis Penulis : Sudaryanto Penerbit: LeutikaPrio, Yogyakarta Cetakan: I, April 2011 Tebal : x+119 halaman
Guru, marilah menulis. Itulah esensi yang disampaikan buku ini. Siapa pun guru sebenarnya memiliki potensi menulis, namun hanya belum teraktualisasikan. Maka, lewat buku ini, Sudaryanto sebagai penulis buku mencoba membangun motivasi sekaligus ingin menggiatkan budaya menulis di kalangan guru.
Untuk menulis, guru membutuhkan “3B”, yakni berani, biasa, dan bisa. Seorang guru harus berani menulis apa yang menjadi ide atau gagasannya. Ia juga harus biasa membaca buku, menulis buku harian, dan peka terhadap kondisi atas dirinya dan sekitarnya. Kelak semuanya itu akan mengantarkan seorang guru bisa menulis karya-karya yang bermanfaat bagi dirinya serta orang lain (hlm. 9). Sudaryanto, guru di salah satu lembaga pendidikan menengah di kota Yogyakarta, ini juga menceritakan pengalamannya melakukan aktivitas menulis.
Pada dasarnya, pemerintah telah mendorong para guru mau dan mampu menulis. Lihat saja pada salah satu poin dalam Kode Etik Guru dan juga Peraturan Menteri PAN No. 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru serta Bagian Reformasi. Menulis tak bisa dielakkan sebagai tuntutan profesi guru. Namun, dari data yang ada, para guru yang aktif menulis tidaklah banyak. Guru yang bergolongan IV/a jumlahnya lebih banyak daripada guru bergolongan IV/b, IV/c atau IV/d. Mengapa? Sebab, kenaikan golongan guru, dari IV/a ke IV/b mensyaratkan karya tulis ilmiah berupa artikel ilmiah populer, makalah, buku, diktat, modul maupun karya penelitian. Para guru tentu harus terampil menulis demi pengembangan potensi dirinya selaku pengajar (hlm. 15).
Tanpa mengejar kenaikan golongan pun, guru memang perlu menulis. Lewat menulis, guru menyampaikan aspirasi dan berbagi ilmu, wawasan, pengalaman maupun lainnya. Ada banyak yang bisa dituliskan guru. Buku ini menjelaskan seluk-beluk menulis artikel ilmiah populer, menulis artikel ilmiah jurnal, menulis makalah seminar, menulis buku pengayaan siswa, dan perihal penulisan karya tulis ilmiah guru versi Tim Penilai Penetapan Angka Kredit (PAK) Kemendiknas RI. Di tengah kelebihan dan kekurangan buku ini, guru bisa mengambil pelajaran dan motivasi.
HENDRA SUGIANTORO, Pembaca buku, tinggal di Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar