Bebas Bicara, Bernas Jogja, Sabtu, 3 Januari 2009
Siapa pun takkan menyangka jika di akhir tahun 2008 lalu harus terjadi peristiwa mencekam. Peristiwa yang menyita perhatian mata dunia itu terjadi di bumi Palestina, tepatnya di wilayah Gaza. Israel dengan serangannya meluluhlantakkan infrastruktur di wilayah Gaza dan menimbulkan kematian ratusan jiwa (27/12). Di antara yang meninggal itu ada anak-anak kecil yang masih memiliki masa depan. Sampai detik ini serangan ke wilayah Gaza masih terjadi yang tentu saja kian menambah kepiluan.
Menyikapi tragedi kemanusiaan di wilayah Gaza, berbagai pihak pun melancarkan respon. Tidak hanya dari Indonesia, respon pun datang dari berbagai belahan dunia. Masing-masing warga di hampir setiap negara menggelar demonstrasi mengecam tindakan Israel yang dikatakan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sebagai kezaliman dan kebiadaban yang nyata. Pemerintah Indonesia pun mengecam tindakan Israel itu dan meminta PBB dan DK PBB untuk mengadakan sidang formal menyelesaikan kemelut di wilayah Gaza. Bantuan kemanusiaan juga diberikan pemerintah Indonesia dengan dana sebesar 1 juta dollar AS dan bantuan obat-obatan untuk warga Gaza yang tengah menderita. Apa yang dilakukan pemerintah itu juga mendapatkan dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pastinya, bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia terhadap kondisi di wilayah Gaza memang selayaknya dilakukan. Jika ada usulan agar pemerintah Indonesia juga mengirimkan pasukan perdamaian, itu tentu harus menunggu analisis yang tepat. Untuk saat ini, kepedulian terhadap tragedi kemanusiaan di wilayah Gaza dapat dilakukan dengan memberikan dana sesuai kemampuan. Sebagaimana imbauan MUI, masyarakat perlu meningkatkan kepedulian dengan menghimpun dan menggalang dana untuk membantu meringankan beban penderitaan rakyat Palestina. Selain itu, masyarakat juga diimbau melaksanakan Salat Ghaib dan Qunut Nazilah.
Yang jelas, apa yang terjadi di wilayah Gaza merupakan keprihatinan kita bersama. Sebagai warga dunia, kita senantiasa memperhatikan saudara-saudara kita di wilayah Gaza yang tengah ditimpa kezaliman. Kepedulian kita adalah kepeduliaan terhadap kemanusiaan. Kita berdoa agar tatanan yang damai dapat tercipta di wilayah Gaza. Wallahu a’lam.
HENDRA SUGIANTORO
Profetik Student Center UNY
Siapa pun takkan menyangka jika di akhir tahun 2008 lalu harus terjadi peristiwa mencekam. Peristiwa yang menyita perhatian mata dunia itu terjadi di bumi Palestina, tepatnya di wilayah Gaza. Israel dengan serangannya meluluhlantakkan infrastruktur di wilayah Gaza dan menimbulkan kematian ratusan jiwa (27/12). Di antara yang meninggal itu ada anak-anak kecil yang masih memiliki masa depan. Sampai detik ini serangan ke wilayah Gaza masih terjadi yang tentu saja kian menambah kepiluan.
Menyikapi tragedi kemanusiaan di wilayah Gaza, berbagai pihak pun melancarkan respon. Tidak hanya dari Indonesia, respon pun datang dari berbagai belahan dunia. Masing-masing warga di hampir setiap negara menggelar demonstrasi mengecam tindakan Israel yang dikatakan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sebagai kezaliman dan kebiadaban yang nyata. Pemerintah Indonesia pun mengecam tindakan Israel itu dan meminta PBB dan DK PBB untuk mengadakan sidang formal menyelesaikan kemelut di wilayah Gaza. Bantuan kemanusiaan juga diberikan pemerintah Indonesia dengan dana sebesar 1 juta dollar AS dan bantuan obat-obatan untuk warga Gaza yang tengah menderita. Apa yang dilakukan pemerintah itu juga mendapatkan dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pastinya, bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia terhadap kondisi di wilayah Gaza memang selayaknya dilakukan. Jika ada usulan agar pemerintah Indonesia juga mengirimkan pasukan perdamaian, itu tentu harus menunggu analisis yang tepat. Untuk saat ini, kepedulian terhadap tragedi kemanusiaan di wilayah Gaza dapat dilakukan dengan memberikan dana sesuai kemampuan. Sebagaimana imbauan MUI, masyarakat perlu meningkatkan kepedulian dengan menghimpun dan menggalang dana untuk membantu meringankan beban penderitaan rakyat Palestina. Selain itu, masyarakat juga diimbau melaksanakan Salat Ghaib dan Qunut Nazilah.
Yang jelas, apa yang terjadi di wilayah Gaza merupakan keprihatinan kita bersama. Sebagai warga dunia, kita senantiasa memperhatikan saudara-saudara kita di wilayah Gaza yang tengah ditimpa kezaliman. Kepedulian kita adalah kepeduliaan terhadap kemanusiaan. Kita berdoa agar tatanan yang damai dapat tercipta di wilayah Gaza. Wallahu a’lam.
HENDRA SUGIANTORO
Profetik Student Center UNY
0 komentar:
Posting Komentar