Perempuan dengan Jantung Berkatup Platina

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Pustaka SKH KEDAULATAN RAKYAT, Minggu
4 Desember 2011


Judul Buku: Hingga Detak Jantungku Berhenti Penulis: Nurul F. Huda Penerbit: Jendela, Jakarta Cetakan: I, 2011 Tebal: 272 halaman

Buku ini menarik disimak. Nurul F. Huda mengisahkan sendiri jalan hidupnya yang harus menderita penyakit kelainan jantung. Perempuan yang pernah kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menerima kelainan jantungnya sebagai ujian dari Sang Maha Kuasa. Jika awalnya ia mempertanyakan nasibnya, itu manusiawi. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mampu ikhlas dan memantapkan kesabaran. Ia tegar dan tabah menghadapi kelainan jantungnya sejak kelas 5 SD. Perawatan medis dan ikhtiar pengobatan pun dilakukan. Kedua orangtuanya telah menjadi sosok yang mendorong dan menguatkan dirinya.

Perempuan yang lahir di Purworejo, Jawa Tengah, ini bisa dikatakan sebagai salah satu dari banyak perempuan yang tak sudi menyerah dan putus asa. Ia jalani takdir hidupnya dengan penerimaan total. Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta menjadi salah satu saksi pemeriksaan penyakitnya. Saat duduk di kelas 2 SMP, ia akhirnya menjalani operasi di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta. Katup jantungnya yang bermasalah diganti dengan katup platina.

Membaca buku ini, rasa haru mungkin kita rasakan. Lebih dari itu, kita bisa menyaksikan arti dari perjuangan hidup yang sesungguhnya. Meskipun kondisi fisik tak lagi normal, Nurul F. Huda tetap menjalankan aktivitas dan berkehendak kuat memberikan kontribusi bagi kehidupan. Studinya berjalan lancar, kegiatan di kampus maupun sosial tetap ia lakukan. Ia menikah dan memiliki dua anak. Dengan kelainan jantung yang dihadapi, ia berhasil melahirkan kedua anaknya dalam keadaan normal.

Nurul F. Huda merupakan seorang penulis yang produktif berkarya. Buku yang ditulisnya ada puluhan lebih. Pada 18 Mei 2011, Allah SWT telah memanggilnya. Di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, Allah SWT telah menghentikan detak jantungnya. Membaca buku ini, semoga kita bisa mensyukuri seperti apapun kesehatan dan fisik kita dengan tetap berkarya dalam bingkai kebaikan.
HENDRA SUGIANTORO
Pembaca buku, tinggal di Yogyakarta

0 komentar: