Bangsa ini sepertinya selalu melihat dunia serba kacau dan terpuruk. Padahal, ada kebaikan di sekitar kita setiap harinya. Mungkin pernyataan itu memang benar. Sebut saja kasus korupsi yang terus-menerus terjadi tanpa jeda. Kekerasan pun marak di mana-mana. Pelanggaran terhadap hak setiap manusia untuk hidup dan berkembang kerapkali mencuat. Kemiskinan menjadi wajah getir. Tawuran pun menggejala. Ada pula penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Begitu banyak hal menyedihkan lainnya yang terpampang di depan mata.
Namun, sesungguhnya bangsa ini tidaklah sepi dari manusia-manusia hebat. Lihat saja kita yang menyayangi dan mendidik anak dengan penuh asa. Kita yang terus membanting tulang mencukupi kebutuhan keluarga. Kita yang tanpa letih menjajakan dagangan di pasar. Kita yang penuh dedikasi mendidik murid-murid. Kita yang tekun menuntut ilmu. Kita yang menolak cara instan mendapatkan prestasi studi maupun karir. Kita yang tak mau berlaku curang untuk memperoleh laba perusahaan. Kita yang menjaga kelancaran dan ketertiban lalu lintas. Kita yang menjadi pemimpin penuh integritas.
Sesungguhnya kita memang manusia hebat yang giat berjuang tanpa kesah dan keluh. Kitalah manusia hebat yang tak sudi menggadaikan kejujuran dengan jutaan rupiah. Kitalah manusia hebat yang terus memberikan manfaat positif bagi kehidupan. Kitalah manusia hebat yang memberanikan diri menentang kemungkaran. Kitalah manusia hebat yang begitu bahagia apabila bisa membuat orang lain bahagia. Kitalah manusia hebat yang memberikan segala potensi untuk kebangunan masyarakat.
Bangsa ini memang membutuhkan kita sebagai manusia hebat. Manusia hebat yang menampakkan kehebatannya sehari-hari. Kehebatan ini, kata Stephen Covey (2006), berkaitan dengan watak dan kontribusi. Sesungguhnya kehebatan bukanlah gelar akademik yang tertera dalam nama. Kehebatan utama bukanlah kekayaan dan jabatan yang tinggi. Kehebatan yang sejati adalah sikap dan peilaku untuk menampakkan kebaikan sehari-hari. Apapun kemampuan yang dimiliki, kitalah manusia hebat yang berkarakter dan memiliki kontribusi positif. Wallahu a’lam.
HENDRA SUGIANTORO
Universitas PGRI Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar