Buku Harian yang Menggoncang Jiwa Istri

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Resensi Buku JATENG POS, Minggu, 17 Februari 2013

Judul Buku: Diary Suamiku Penulis: Vanny Chrisma W. Penerbit: Najah (Diva Press Group), Yogyakarta
Cetakan: I, 2012 Tebal: 340 halaman ISBN: 978-602-191-218-8
 
Setiap laki-laki dituntut untuk kuasa memahami sisi psikologi seorang perempuan. Apalagi dengan istrinya, suami tak mungkin seenaknya mengabaikan. Seorang istri memang membutuhkan nafkah lahir, namun harta benda kerapkali menyisakan kehampaan apabila tak disertai kedekatan, perhatian, dan kasih sayang suaminya.

Novel ini mengisahkan tokoh bernama Nilad Dunya yang bersuamikan pengusaha tekstil. Suaminya, Sulthan Tammimah, yang berambisi meluaskan pasar dagangnya justru membuat istrinya merana. Kesibukan suaminya membuat Nilad kesepian. Pernikahan keduanya tengah berjalan sebulan pun, Sulthan harus meninggalkan Nilad. Sulthan melakukan perjalanan jauh selama tujuh bulan ke negeri-negeri seberang untuk memperluas area dagangnya. Lebih memilukan, selama suaminya pergi, Nilad tak boleh keluar rumah. Nilad hanya sanggup terdiam (halaman 21-25). 

Saat suaminya pergi itulah terjadi konflik batin dalam diri Nilad. Lebih-lebih lagi ketika Nilad melihat buku kecil di laci meja suaminya. Ada keinginan kuat untuk mengetahui isi buku kecil itu yang seperti diary. Setelah dibuka, ada goresan pena yang menceritakan tentang seorang putri di Tibet. Tanpa berpikir jernih, Nilad menduga suaminya telah mendua. Nilad pun menelepon suaminya untuk meminta penjelasan. Ternyata, setelah telepon diangkat yang menerima adalah seorang perempuan. Berkecamuklah hati Nilad dengan dugaan kalau suaminya benar-benar berselingkuh (halaman 35-48). 

Ingin mengetahui lebih lanjut isi buku itu, Nilad bertambah terhenyak karena ada tulisan yang menceritakan perempuan lainnya bernama Samina. Adanya dua perempuan dalam buku kecil itu, dugaan Nilad bahwa suaminya berselingkuh kian kuat. Tak beberapa lama kemudian, lewat yahoo messenger, perempuan bernama Samina itu mengejutkan Nilad. Samina mengontak Nilad dan mengaku bahwa dirinya telah hamil. Kegelisahan, kegeraman, dan kemarahan Nilad kepada suaminya pun kian memuncak (halaman 69-93). 
 
Kondisi kejiwaan Nilad yang semakin labil akhirnya menemukan titik terang ketika suaminya berusaha menjelaskan semuanya. Siapakah putri dari Tibet itu, siapakah Samina? Benarkah suaminya telah berselingkuh? Benarkah suaminya yang kerapkali bepergian untuk urusan bisnis hanya sebagai alasan menemui perempuan-perempuan simpanannya? Terlepas dari itu, novel ini memberikan pelajaran bagi siapa pun untuk lebih memaknai ikatan suami-istri. Dalam pikiran bijak seorang istri, janji-janji materi tidaklah terlalu penting. Lebih penting dari itu adalah kebersamaan dalam rumah tangga dengan komunikasi yang berjalan intensif, sehingga terhindar dari keretakan, kecurigaan, dan konflik yang tak perlu. Seorang suami boleh saja sibuk berbisnis, namun seorang istri adalah belahan jiwa yang harus dihormati kedudukannya.

0 komentar: