Menyibak Selimut Hitam Sejarah Bung Karno

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Perada KORAN JAKARTA, Rabu, 12 Juni 2013 

 

Judul Buku: Bung Karno Difitnah Penulis  : M. Achadi Penerbit : Palapa, Yogyakarta Terbit   : Mei, 2013 Tebal: 320 halaman 
 
Bulan Juni kerap disebut sebagai bulan Bung Karno. Sebagai sosok besar yang pernah lahir di negeri ini, sejarah Bung Karno tentu perlu dipelajari dan dipetik nilai-nilainya bagi setiap generasi bangsa. Namun, yang menjadi kegelisahan adalah adanya berbagai pihak yang justru mencemarkan sejarah Bung Karno tanpa landasan sahih. Bung Karno kerapkali dihantam opini miring, bahkan menjurus fitnah.

 
Disusun oleh Menteri Koperasi dan Transmigrasi pada era Bung Karno, buku ini menarik disimak dalam rangka menjernihkan sejarah Bung Karno dari fitnah. Memang, upaya desukarnoisasi pernah dilakukan era Orde Baru. Tapi, beberapa pihak luar negeri juga melakukannya. Hal ini berbahaya apabila generasi yang sebenarnya tidak paham sejarah Bung Karno justru mempercayainya. Sebut saja fitnah bahwa Bung Karno terlibat dalam G30/S. Fitnah itu setidaknya disebarkan tiga penulis dari luar negeri dengan bukunya masing-masing yang cenderung tak valid. 

 
Tiga penulis itu adalah Antonie C.A. Dake lewat buku Sukarno File, Berkas-berkas Sukarno 1965-1967, Kronologi Suatu Keruntuhan, Lambert Giebels lewat buku Pembantaian yang Ditutup-tutupi, Peristiwa Fatal di Sekitar Kejatuhan Bung Karno, dan Victor Miroslav Fic lewat buku Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi tentang Konspirasi. Membaca buku-buku tersebut, Bung Karno memang terkesan dilecehkan. Tanpa kajian mendalam dan terkesan mengada-ada, mereka melakukan pembunuhan karakter terhadap Bung Karno.

 
Melalui buku ini, M. Achadi yang pernah dipenjara di zaman Orde Baru bukan bermaksud mengkultuskan Bung Karno, namun hendak mendudukkan sejarah beliau secara jernih. Usahanya menyusun buku ini layak diapresiasi. Bertepatan dengan Bulan Bung Karno, kita perlu membaca kembali buku-buku tentang Bung Karno agar tidak gagap menceritakan sejarah Bung Karno kepada anak cucu kita. Jasmerah! (HENDRA SUGIANTORO).
 

0 komentar: