Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Jagongan HARIAN JOGJA, Kamis, 4 Agustus 2011
Ketika manusia menjalani kehidupan dengan memberikan kontribusi, manusia telah melakukan pekerjaan. Namun, kita seolah-olah menganggap pekerjaan hanya dilakukan di ruang-ruang formal. Bekerja dipahami hanya bekerja di kantor atau perusahaan.
Pemahaman salah kaprah seperti itu kuat tertanam dalam benak kita. Kita tampak sulit menghargai pekerjaan tukang tambal ban, tukang becak atau buruh bangunan. Mengapa kita selalu menganggap tinggi terhadap orang-orang yang bekerja di kantor atau perusahaan? Apakah orang-orang yang bekerja di sawah itu tak bekerja? Bukankah membersihkan jalan raya juga pekerjaan?
Setiap kita memiliki pekerjaan tersendiri. Pekerjaan tak selalu harus di kantor atau perusahaan, namun bisa saja dilakukan di dalam rumah. Malah orang-orang yang bekerja di rumah dimungkinkan lebih produktif ketimbang orang-orang kantoran. Kini saatnya bagi kita menghargai pekerjaan apapun. Asalkan pekerjaan itu positif bukanlah hal buruk. Dalam hidup ini, kita dituntut melakukan amal-amal kontinyu. Yang dinilai bukan bekerja di kantor atau tidak, tapi kontribusi positif kita. Wallahu a’lam.
HENDRA SUGIANTORO
Anggota Writing Revolution (WR)
0 komentar:
Posting Komentar