Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Bebas Bicara BERNAS JOGJA, Kamis, 26 Januari 2012
Dalam dunia pendidikan, siswa selalu dianjurkan untuk tekun belajar. Dengan belajar, siswa akan memperoleh ilmu, pengetahuan, wawasan, dan sebagainya. Intinya, belajar menjadi kewajiban agar siswa dapat mencapai kehidupan yang bermakna. Namun, aktivitas belajar pada dasarnya tidak hanya kewajiban siswa. Guru di sekolah pun dituntut untuk selalu belajar meningkatkan kapasitas dan kemampuannya.
Belajar tentu tidak dibatasi oleh usia. Memang ketika lulus dari jenjang pendidikan calon guru, guru telah mendapatkan berbagai ilmu, pengetahuan, dan wawasan tentang pendidikan dan pengajaran, namun bukan berarti aktivitas belajar berhenti. Guru tetap perlu menambah wawasan dan pengetahuan. Di tengah zaman yang terus bergerak, penguasaan ilmu bagi guru tidak bisa hanya mengandalkan apa yang dipelajari di masa lampau. Disadari atau tidak, ilmu sosial dan ilmu alam terus berkembang. Teori-teori pun saling melengkapi dan merevisi. Bahkan, teori anyar kerapkali menggugat teori lawas. Begitu juga dalam praktik mengajar, guru perlu senantiasa mengakses informasi dan mempelajari perkembangan konsep-konsep mengajar.
Dalam belajar, guru bisa membaca buku, baik terkait dengan pendidikan pada umumnya maupun terkait mata pelajaran yang diampunya. Selain itu, budaya saling berbagi ilmu dan wawasan di antara guru bisa dikembangkan di sekolah sebagai sarana belajar. Jika ada kesempatan dan waktu cukup, kegiatan-kegiatan di luar sekolah terkait pengembangan kapasitas keilmuan bisa diikuti. Guru juga bisa belajar dari pengalaman mengajar sehari-hari. Ada pelajaran yang bisa diambil bagi seorang guru untuk menjadi sosok bijak dalam memahami dan mendidik murid-muridnya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan apabila guru belajar dari siswa. Adanya siswa yang lebih cerdas dan pandai dari gurunya bukanlah sebuah fakta ironi.
Dalam konsep belajar sepanjang hayat tidak ada istilah gengsi untuk terus belajar, bahkan dengan anak kecil sekali pun. Ketika guru juga belajar, guru dengan sendirinya memberi contoh kepada muridnya untuk senantiasa belajar. Belajar bukan tanda kebodohan, tetapi sebuah kerendahan hati untuk menghargai ilmu dan kehidupan. Belajar, ujar Komaruddin Hidayat (2010), adalah sikap hidup, sementara mengajar adalah pengabdian. Jadilah pembelajar seumur hidup karena semakin bertambah umur selalu saja muncul hal-hal baru yang harus kita pelajari agar kita menjadi lebih bijak. Wallahu a’lam.
HENDRA SUGIANTORO
Universitas PGRI Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar