Semua Diawali dari Budi Pekerti

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Jagongan HARIAN JOGJA, Kamis, 12 Januari 2012


Disadari atau tidak, dunia pendidikan penuh kekusutan. Ketidakjujuran dilakukan oleh insan pendidikan, seperti kecurangan saat ujian, manipulasi nilai, plagiarisme, dan sebagainya. Guru, dosen atau apapun istilahnya yang selayaknya menjadi sosok digugu lan ditiru kerapkali kurang menjadi panutan. Padahal, dalam teori pendidikan, keteladanan merupakan salah satu aspek yang selalu ditekankan.

Kekusutan dunia pendidikan menambah miris siapa pun ketika siswa dan mahasiswa belum sepenuhnya berperilaku dan berbudi pekerti luhur. Perilaku-perilaku siswa dan mahasiswa seringkali memprihatinkan, bahkan mengarah pada tanda-tanda kehancuran sebuah bangsa. Menurut kacamata Thomas Lickona (dalam Dwi Budiyanto: 2011), perilaku tersebut di antaranya adalah meningkatnya kenakalan di kalangan remaja, kian tingginya rasa tak hormat terhadap orangtua dan guru, meningkatnya kekerasan yang terjadi antarkelompok sebaya, sikap fanatik yang menyebabkan kebencian, penggunaan bahasa yang buruk, perkembangan seksualitas yang cepat dan munculnya penyimpangan seksual, meningkatnya individualisme dan menurunnya tanggung jawab sosial, dan tumbuhnya perilaku merusak diri.

Miskinnya budi pekerti dan karakter terpuji bisa dikatakan merupakan akar dari permasalahan di negeri ini. Untuk mengatasi hal tersebut, pendidikan menjadi unsur penting. Idealnya, dengan pendidikan, manusia bisa berubah menjadi lebih baik dan mencapai kehidupan yang bermakna. Artinya, dunia pendidikan perlu melakukan pembenahan agar dapat melahirkan manusia-manusia yang terdidik. Manusia yang terdidik tak sekadar berprestasi akademik, namun juga berbudi pekerti mulia, memiliki karakter positif, dan memiliki keanggunan moral.

Memang siapa pun mengakui bahwa mendidik manusia tidaklah mudah. Dibutuhkan kesungguhan, keuletan, konsistensi, dan fokus pada tujuan. Tak sekadar tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab pihak keluarga dan masyarakat. Pada tahun 2012 ini, kita perlu memiliki spirit mendidik untuk melahirkan individu manusia yang berbudi pekerti luhur dan berkarakter positif. Sesulit apapun itu, kita secara bersama-sama perlu berjuang.Wallahu a’lam.
HENDRA SUGIANTORO
Universitas PGRI Yogyakarta

0 komentar: