Guru dan Tantangan Mengembangkan Kemampuan

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Resensi Buku JATENG POS, Minggu, 3 Maret 2013

Judul Buku: Kembangkan Dirimu Jadi Guru Multitalenta Penulis: Salman Rusydie Penerbit: DIVA Press, Yogyakarta Cetakan: I, 2012 Tebal: 168 halaman ISBN: 978-602-7640-07-8 
Guru bisa dikatakan sebagai faktor penting keberhasilan proses pendidikan, terutama di sekolah. Buku ini menarik dibaca karena hendak menegaskan bahwa paradigma guru hanya bertugas mengajar di kelas perlu dirombak ulang. Di samping menyampaikan materi pelajaran, guru harus tertantang memiliki kemampuan lainnya atau multitalenta. 

Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki guru adalah kemampuan sebagai seorang manajer. Ketika guru menyampaikan materi pelajaran, ia tak hanya dituntut membuat siswa mengerti terhadap apa yang ia sampaikan. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif, guru juga dituntut mampu mengelola situasi dan kondisi di kelas. Perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan kegiatan belajar mengajar perlu dilakukan agar mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar yang optimal dan maksimal. Di sisi lain, guru juga perlu mempunyai jiwa kepemimpinan (halaman 13-36). 

Seorang guru hendaknya juga memiliki kemampuan sebagai kompetitor. Yang dimaksud penulis buku terkait kemampuan ini adalah guru menjadi “pesaing” bagi siswanya, sehingga siswa akan selalu tertantang untuk memperbaiki kualitas belajar mereka. Sebagai contoh, jika guru ingin siswa-siswanya gemar membaca, maka guru bisa menciptakan semacam lomba membaca di mana guru juga terlibat sebagai peserta di dalamnya. Intinya, guru harus pandai menciptakan suasana yang kompetetif di dalam kelas, sehingga antara guru dan siswa senantiasa tercipta persaingan untuk terus maju. Persaingan untuk maju berbeda dengan persaingan untuk menang. Sebab, jika tolok ukurnya kalah dan menang, maka kompetisi itu takkan memberikan efek edukatif bagi siswa. Dalam hal ini, guru pun harus lapang dada dan menerima kenyataan apabila siswanya lebih hebat. Guru dan siswa perlu saling belajar memajukan diri (halaman 37-38). 

Tak kalah penting, guru perlu memiliki kemampuan sebagai orangtua, saudara atau teman bagi siswa yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Sewaktu-waktu guru bertindak sebagai orangtua, sewaktu-waktu bertindak sebagai saudara, dan sewaktu-waktu bertindak sebagai teman atau sahabat bagi siswa. Yang ditekankan di sini, guru perlu berupaya semaksimal mungkin menegakkan nilai-nilai edukatif  . Guru perlu mengenyahkan perilaku kekerasan, sikap otoriter, dan arogansi. Guru pun perlu memiliki kemampuan sebagai hakim apabila menjumpai kasus-kasus siswa. Layaknya seorang hakim, guru berusaha seadilnya memberikan keputusan. Guru harus memahami persoalan dengan baik, tak emosional, tak pilih kasih, tegas, mengutamakan nilai-nilai edukatif, dan tak terlalu memvonis tetapi menyadarkan, sehingga berbagai permasalahan siswa dapat tertangani dengan baik (halaman 49-55). 

Kemampuan sebagai motivator juga perlu dimiliki guru. Memotivasi siswa untuk maju dan berkembang serta menggapai keberhasilan perlu dilakukan guru. Guru perlu mencari tahu cita-cita siswa dan memotivasinya. Guru hendaknya tak sungkan mengapresiasi setiap prestasi siswa, sehingga siswa lebih percaya diri mengembangkan potensinya. Tak ada salahnya apabila guru menceritakan kisah-kisah inspiratif perjuangan orang-orang yang berhasil dalam hidupnya, baik sosok asli Indonesia maupun sosok dari luar negeri (halaman 99-110). 

Selain kemampuan-kemampuan di atas, penulis buku juga menjelaskan kemampuan guru sebagai pelatih, desainer, dan peneliti. Setiap buku tentu memiliki kekurangan. Namun, sebagai bagian dari ikhtiar meningkatkan kualitas guru/calon guru yang itu artinya meningkatkan kualitas pendidikan, buku ini bisa dijadikan referensi. Ada pemahaman baru dalam buku ini untuk menghadirkan guru yang multitalenta. Di tengah beragamnya karakteristik dan problematika siswa, guru yang multitalenta tentu diharapkan. 
HENDRA SUGIANTORO

0 komentar: