Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Peduli Pendidikan SKH KEDAULATAN RAKYAT, Rabu, 27 Maret 2013
Dengan
penuh perhatian, mahasiswa berusaha menyimak apa yang diutarakan dosen di depan
kelas. Materi kuliah diterangkan dosen panjang lebar. Mahasiswa pun
menuliskannya dalam buku catatan. Dengan teliti, setiap kalimat dicatat agar
tak kehilangan satu kata pun. Waktu kuliah hampir selesai, dosen mempersilakan
mahasiswa bertanya. Hening, jika pun ada yang bertanya hanya satu-dua-tiga
mahasiswa.
Ilustrasi
di atas masih kita temui. Dosen terpacu memberikan materi kuliah untuk dicatat
mahasiswa. Materi kuliah diberikan sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya dengan
asumsi dibutuhkan mahasiswa. Kadangkala dosen di kelas tidak lelah berbicara
dan mahasiswa menjadi pendengar setia. Di akhir kuliah, mahasiswa tinggal
memfotokopi materi kuliah yang telah diketik rapi oleh dosen. Ukuran
keberhasilan proses pembelajaran adalah kemampuan mahasiswa menjawab ujian
dengan soal-soal terkait materi kuliah yang diberikan.
Dalam
mengajar, kita akui masing-masing dosen mempunyai karakteristik tersendiri.
Namun, ada baiknya apabila dosen menstimulasi mahasiswa untuk giat membaca. Dosen
memberikan silabus materi kuliah untuk dicari-temukan mahasiswa lewat telusur
literatur. Dalam konsep pembelajaran mahasiswa dikenal istilah andragogi.
Dipopulerkan oleh Knowles pada tahun 1986, andragogi artinya the art and science of helping adult learn.
Sejatinya mahasiswa perlu diposisikan sebagai subjek aktif. Dosen perlu
membelajarkan mahasiswa untuk dapat belajar secara mandiri. Ketergantungan dari
dosen selayaknya diminimalisasi. Mahasiswa perlu dilatih memiliki keterampilan
belajar.
Sejatinya mahasiswa di
kelas masih bisa diarahkan menjadi pembelajar yang aktif apabila dikondisikan
sedari awal. Kebahagiaan dosen bukan terletak pada memberikan materi kuliah
sebanyak-banyaknya yang memenuhi buku catatan mahasiswa. Dosen dinilai berhasil
apabila mahasiswa mampu mengintegrasikan ilmu, teori, dan pengetahuan yang
diolah dari berbagai referensi. Kecakapan berpikir kritis dan berpikir kreatif
di benak mahasiswa juga perlu dikembangkan. Dosen selayaknya bangga apabila
mahasiswa mampu menghasilkan penemuan ataupun karya tulis ilmiah, bahkan
merekonstruksi berbagai ilmu, teori, dan pengetahuan jika memang perlu untuk
bisa menciptakan kemaslahatan kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, penulis
mendukung pendapat perlunya redefinisi pengertian kuliah. Sebaiknya kuliah
adalah forum untuk mengonfirmasi pemahaman mahasiswa dalam proses belajar
mandirinya. Wallahu a’lam. (HENDRA
SUGIANTORO).
0 komentar:
Posting Komentar